NPG Indonesia Komitmen Jaga Kelestarian Alam dan Budaya Bali

Ali Masduki
NPG Indonesia mengembangkan real estat di Bali melalui penyelarasan bangunan, fasilitas, dan gaya hidup modern dengan alam dan lingkungan sekitar. Foto/NPG

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Masifnya pembangunan properti di Pulau Dewata membuat NPG Indonesia, perusahaan pengembang properti yang berbasis di Bali, memberikan pandangan terhadap kondisi tersebut.

“Bali telah menjadi hot spot destinasi pariwisata Indonesia dalam beberapa dekade terakhir, terutama pasca pandemi Covid-19, di mana kunjungan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, melonjak tajam,” ungkap Evgeny Obolentsev, General Manager NPG Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Bali dan Kantor Otoritas Pariwisata Bali yang dirilis Agustus 2024, tercatat bahwa pada enam bulan pertama tahun ini, Bali kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak 2.910.679 orang, atau meningkat 23,59% dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Sementara itu, volume Pengunjung Domestik pada bulan Juni 2024 tercatat 898.355 orang. Angka ini terus melampaui jumlah pengunjung domestik di rentang tahun 2020 hingga 2023.

Hingga Juni 2024, wisatawan mancanegara asal Australia masih yang terbanyak di Bali dengan persentase 24,11%. Sedangkan, wisatawan asal India dan China menunjukkan tingkat pertumbuhan tertinggi.

“Dan hal ini dapat terlihat dengan bertambahnya volume layanan penerbangan langsung ke Bali oleh beberapa maskapai internasional,” tutur Evgeny Obolentsev.

Pada tanggal 25 Juni 2024, untuk pertama kalinya Etihad Airways meluncurkan layanan penerbangan langsung Bali - Abu Dhabi. Rute baru tersebut mendapat sambutan hangat dari wisatawan internasional. Hal ini terlihat dari peningkatan frekuensi penerbangan hanya tiga bulan setelah penerbangan pertama ke Denpasar.

Permintaan perjalanan ke Indonesia dari Abu Dhabi juga tumbuh pesat. Pada bulan April 2025, layanan penerbangan Abu Dhabi ke Jakarta akan meningkatkan frekuensi penerbangannya dengan beroperasi dua kali sehari.

“Hal ini tentu saja memberikan dorongan yang luar biasa terhadap pertumbuhan industri properti di Bali secara signifikan, khususnya pembangunan vila dan hotel guna mengakomodasi peningkatan kunjungan wisatawan ke Bali,” jelasnya. 

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pada April 2024, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada hotel berbintang tercatat sebesar 52,71%, atau naik 13,38% dari periode yang sama tahun 2023 yang hanya mencapai 44,31%. 

Evgeny Obolentsev juga menjelaskan, terjadinya perubahan minat para wisatawan ke area baru seperti Seseh, Kedungu, Cemagi, dan Tabanan menjadi salah satu pertanda terbukanya peluang baru di sektor properti untuk berkembang. 

“Pertanyaan penting yang kerap muncul adalah bagaimana kita menyikapi masifnya perkembangan industri properti di Bali, sembari tetap menjaga kelestarian alam dan budaya Bali itu sendiri?” tukasnya.

Menurut Evgeny Obolentsev, jawaban dari pertanyaan tersebut bukanlah menolak pariwisata sepenuhnya, karena pariwisata telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Bali.

“Yang diperlukan adalah keseimbangan. Bagaimana cara menjaga agar Bali tetap menjadi surga tropis bagi wisatawan, tanpa mengorbankan alam dan budaya yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu,” tuturnya. 

Untuk itu, peran Pemerintah sangatlah penting, khususnya dalam enforcement regulasi kepemilikan dan peruntukan atas tanah ataupun sawah.     

“Dengan demikian, zonasi menjadi sangat krusial agar tidak terjadi tumpang tindih peruntukan lahan yang akhirnya bisa merugikan semua pihak yang terlibat,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Evgeny Obolentsev juga menyoroti rencana percepatan pembangunan infrakstruktur di Bali oleh Pemerintah yang menurutnya juga sangat berperan penting untuk mengimbangi lonjakan kunjungan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir. 

Mega proyek moda transportasi massal, baik berupa MRT maupun LRT yang rencananya dibangun di Bali, dapat menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi kemacetan yang telah menjadi pemandangan sehari-hari masyarakat Bali, di samping untuk menekan emisi gas kendaraan bermotor.

“Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita sebagai pengembang bisa membangun properti secara harmonis dengan alam sekitar dan budaya Bali itu sendiri. Pasalnya, alam dan budaya merupakan bagian dari konsep pembangunan hunian itu sendiri,” terangnya.

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network