JOMBANG, iNewsSurabaya.id - Beginilah perjalanan cinta Calon Wakil Bupati Jombang Sumrambah dengan istrinya Wiwin Isnawati. Berawal dari saling cuek, keduanya jatuh cinta lalu menikah hingga dikaruniai dua orang anak laki-laki.
Pernikahan Sumrambah dan Wiwin sudah berjalan selama 23 tahun. Kisah cinta keduanya bermula saat masih duduk di bangku kuliah. Awalnya sama-sama cuek, kemudian saling jatuh cinta hingga akhrinya menikah dan membangun rumah tangga yang harmonis. Wiwin terus menemani Sumrambah hingga menjadi calon bupati Jombang periode ke dua, ini.
Pertemuan Wiwin dan Sumrambah terjadi dalam sebuah momen yang tidak disengaja pada 1996. Keduanya bertemu di Desa Penggaron, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang pada 1996. Saat itu Wiwin sedang studi kerja di Kandang ayam di desa tersebut.
Karena merasa berasal dari kampus dan organisasi yang sama, Sumrambah muda datang menemui Wiwin dan dua orang temannya yang saat itu sedang melaksanakan studi belajar di Desa Penggaron.
“Ceritanya aku dulu waktu liburan kuliah tidak pernah pulang. Waktu liburan selalu aku gunakan untuk belajar kerja kepada kakak tingkat yang sudah bekerja. Di Penggaron itu ada kakak angkatan yang bekerja di situ, jadi akhirnya belajar kerja di situ,” ujar Wiwin ditemui iNews, Selasa (19/11/2024).
Dari pertemuan yang tidak disengaja itu, Wiwin dan Sumrambah akhirnya saling mengenal. Tidak ada yang spesial pada pertemuan awal tersebut, karena keduanya juga baru saling mengetahui jika sama-sama kuliah di salah satu kampus di Malang.
Setelah liburan usai, Wiwin dan Sumrambah kembali ke kampus. Babak baru pertemuan intensif antar keduanya pun dimulai. "Tiba-tiba setiap hari ketemu. Aku kan senang nongkrong di warung kopi, karena hal itu jadinya sering ketemu," kenang Wiwin akan masa lalunya.
Meski berada di satu kampus, serta sama-sama aktif dalam kegiatan mahasiswa, Wiwin yang aktif di KSR dan Sumrambah yang aktif di forum diskusi mahasiswa, rupanya tidak pernah ketemu ataupun saling mengenal.
"Saya baru menyadari kalau beliau orang keren. Beliau waktu itu menjadi ketua Forum Diskusi Mahasiswa dan Penalaran, sedangkan saya waktu aktif di KSR. Karena saking sibuknya, gak pernah ketemu," tuturnya.
Padahal sekretariat antar dua organisasi mahasiswa yang mereka ikuti hanya terpisah 2 ruang sekretariat organisasi lain. Hari hari berikutnya, Sumrambah dan Wiwin kerap bertemu. Meski demikian, pertemuan keduanya seringkali dalam mode sama-sama cuek.
Menurut Wiwin, mungkin karena mode sama-sama cuek tersebut hubungan mereka menjadi kian dekat sebagai teman baik untuk saling mengenal. Hingga pada 1998, keduanya sepakat menjalin hubungan pacaran.
"Tahun 1998 itu kita jadian (pacaran). Itupun gaya pacarannya gak kayak anak muda waktu itu, yang malam minggu nonton bareng. Gak ada seperti itu. Gaya pacaran kita ya, aku menemani dia ngisi materi di acara apa gitu, aku duduk di belakang," katanya.
"Kalau sudah selesai dan jalan pulang, aku diminta mereview. Aku tadi gimana, kurang apa.Jadi pacaran kita ya diskusi itu, dan itu sampai sekarang ya seperti itu," lanjut perempuan yang kini menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur tersebut.
Meski diawali hubungan persahabatan yang saling cuek saat bertemu, maupun gaya pacaran dihiasi dengan diskusi, Wiwin merasa mantab dipinang putra bungsu dari enam bersaudara yang lahir dari pasangan Sukito dan Asmah di Bareng, Jombang. Keduanya melangsungkan perkawinan pada 2001.
Bagi dia, Sumrambah adalah sosok lelaki yang bisa bertanggungjawab terhadap keluarganya. "Orang lain saja diurus sama beliau, apalagi istri dan anak-anaknya kelak. Itulah alasan mengapa saya mau berhubungan dengan Mas Rambah dan bersedia menjadi istri beliau,” tuturnya.
Penilaian atas Sumrambah sebagai sosok laki-laki idaman dan mempunyai kepedulian kepada sesama, telah dilihat dan dirasakan sejak mereka saling mengenal hingga berpacaran.
Pada 1996 hingga 1998, atau masa sebelum mereka berpacaran, Sumrambah pernah berjualan soto dan beras. Keuntungan dari berjualan rupanya digunakan untuk membiayai aktivitas diskusi mahasiswa, serta membantu temannya sesama mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi.
"Sebelum tahun 1998, waktu beliau jualan soto, beras, aku ikut bantu. Aku waktu itu ya tertarik saja, ini ada orang kok perhatian sekali sama teman-temannya. Jualan soto, jualan beras, keuntungannya digunakan untuk ngopeni teman-temannya yang kekurangan waktu kuliah," ujarnya.
Selain bertanggungjawab, bagi Wiwin, Sumrambah orang yang setia, tidak banyak menuntut dan bisa memperlakukan perempuan selayaknya perempuan. Kelanggengan hubungan mereka, diakui Wiwin berasal dari komitmen dan sikap saling percaya.
Sebagai istri Sumrambah, Wiwin merasa diperlakukan sebagai manusia seutuhnya, bukan sebagai perempuan yang berperan sebagai "konco wingking" atau perempuan yang harus terikat pada budaya patriarki.
"Dalam banyak hal terutama menyangkut urusan pekerjaan, anak-anak dan pergaulan, kita selalu berdiskusi. Banyak hal yang kita lakukan berdasarkan kesepakatan, tidak asal karena kemauan saya atau kemauan beliau," katanya.
Kisah Cinta Cawabup Jombang Sumrambah Bersama Istrinya yang Harmonis. Foto iNewsSurabaya/zainul
Selama menjadi istri Sumrambah, seorang politisi dan tokoh publik, Wiwin telah siap dengan berbagai konsekuensi. Ujian atas kesetiaan terhadap pasangan bukan sekali dua kali ia dapatkan. Namun, keyakinan bahwa suaminya bukan tipe laki-laki yang bisa dengan mudah mendua atau beralih ke lain hati, terus terpatri.
Bahkan, saat suaminya menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, ada seseorang yang mencoba menganggu kepercayaan dia kepada suaminya dengan memberitahy jika suaminya sedang menginap dengan perempuan di sebuah hotel.
Wiwin yang kala itu menyadari posisi dan kedudukan suaminya, tak lantas percaya begitu saja. Dia justru memilih percaya kepada suaminya. Sebab, bagi Wiwin tidak mempunyai alasan untuk tidak mempercayai suaminya.
“Setiap menghadapi suatu persoalan, saya selalu mendasarinya dengan logika, tidak berdasarkan emosi atau perasaan. Itulah kenapa saya lebih percaya kepada Mas Rambah, karena beliau bukan tipikal laki-laki yang suka pada hal-hal seperti itu. Beliau adalah tipikal laki-laki yang setia," kata Wiwin.
Menurut dia, kepercayaan terhadap pasangan, keterbukaan dalam menghadapi berbagai situasi, serta kesetaraan dalam banyak kesempatan, membuat hubungannya dengan Sumrambah bisa terus langgeng dan harmonis.
Selain tipe laki-laki setia, serta bertanggung jawab, Sumrambah adalah sosok kepala keluarga yang begitu menyayangi istri dan anak-anaknya. Di tengah kesibukannya sebagai tokoh publik dan politisi, Sumrambah sesekali menyempatkan waktu berkumpul dengan istri dan kedua anaknya, meski hanya sekedar makan bersama.
Kepada anak-anaknya, Sumrambah selalu mengajarkan agar bisa bisa hidup mandiri. Kedua anaknya juga dilarang keras memanfaatkan fasilitas yang diperoleh ayahnya ataupun bergantung kepada nama besar sang ayah.
"Dan, satu hal yang penting lagi, Mas Rambah itu kalau mau kemana-mana, selalu memberi tahu dan meminta saya untuk mendoakan. Setiap mau pergi, tidak lupa selalu meminta doa dari istrinya," tutur Wiwin yang kini bernama Wiwin Sumrambah.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait