Tim Baraga juga menginovasi sumber energi ramah lingkungan untuk mengoperasikan sensor. Mereka memanfaatkan piezoelectric yang diaplikasikan pada speed bump (polisi tidur) di ujung jembatan dan trotoar. Hentakan dari laju kendaraan maupun pejalan kaki akan diubah menjadi energi listrik.
"Kebutuhan listrik ini juga disuplai oleh panel surya," imbuh Akbar.
Struktur jembatan menggunakan beton fly ash yang mampu mengurangi emisi karbon hingga 25 persen. Beton ini juga dilengkapi dengan self-healing concrete berbasis bakteri Bacillus Subtilis yang dapat memperbaiki retak secara mandiri ketika kontak dengan air.
"Inovasi ini mampu mengurangi biaya perawatan," tegas Akbar.
Untuk menunjang kenyamanan pejalan kaki, trotoar selebar 2,5 meter dilengkapi dengan penuntun jalan untuk penyandang tunanetra dan area istirahat. Pagar pembatas yang tinggi dengan motif batik yang disesuaikan dengan kearifan lokal daerah setempat menambah nilai unik desain jembatan karya tim Baraga ITS.
Berkat kerja keras Akbar bersama Virendra Zalfa Musyafa dan Yoga Prasetya Effendi, inovasi ini berhasil meraih juara II di ajang Civil Expo 2024 kategori National Bridge Design Competition yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Sipil ITS.
"Semoga ke depannya semakin banyak jembatan yang tidak hanya fungsional tetapi juga memberikan nilai tambah lainnya bagi masyarakat sekitar," tutup Akbar.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait