SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Menjawab tantangan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bernama Baraga menciptakan desain jembatan bentang panjang yang memadukan teknologi canggih dan ramah lingkungan. Jembatan ini tidak hanya fungsional, tetapi juga dirancang ramah bagi pejalan kaki dan mengangkat nilai budaya lokal.
Moch Choirul Akbar Majid, salah satu anggota tim Baraga ITS, menjelaskan bahwa desain jembatan ini terinspirasi dari kebutuhan akan infrastruktur yang kokoh, aman, dan ramah lingkungan.
"Kami berupaya menghadirkan solusi yang memadukan efisiensi struktur, penerapan teknologi, dan nilai budaya yang mencerminkan keunikan lokasi jembatan," ungkapnya.
Jembatan Arunika, dengan panjang 180 meter dan lebar total 30 meter, dirancang menggunakan tipe half through arch bridge. Desain ini dilengkapi dengan tiga pelengkung busur yang terletak di sisi kanan, kiri, dan tengah struktur untuk mendistribusikan beban secara optimal. Lantai untuk kendaraan terletak di tengah busur utama dengan empat jalur dua arah.
Tim Baraga, di bawah bimbingan dosen Ahmad Basshofi Habieb ST MT PhD, mengintegrasikan teknologi pada desain jembatan melalui Smart Bridge Monitoring System (SBMS). SBMS dilengkapi dengan berbagai sensor canggih seperti strain gauge, accelerometer, dan warning lack system.
"Sensor ini memastikan keamanan jembatan dan pengguna," terang Akbar, mahasiswa Departemen Teknik Sipil ITS.
Strain gauge berfungsi mendeteksi regangan pada struktur jembatan, sementara accelerometer digunakan untuk memantau frekuensi getaran. Jika terjadi tekanan yang melebihi kapasitas, sistem akan memberikan peringatan dini kepada pengguna melalui fitur warning lack system.
Akbar menjelaskan bahwa SBMS memungkinkan data kerusakan jembatan dikirimkan secara real time ke pusat kontrol. Selanjutnya, drone tanpa awak akan diterjunkan untuk memantau titik-titik yang bermasalah dan kemudian divisualisasikan dengan bantuan Augmented Reality (AR) untuk menggambarkan kerusakan secara jelas.
"Kami juga menggunakan kecerdasan artifisial dalam menemukan permasalahan dan solusi atas kerusakan tersebut," ungkap Akbar.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait