Olah Makanan Sisa, Garda Pangan Gandeng Apkrindo Jatim

Tim MPI
Apkrindo Jatim menandatangani perjanjian kerjasama dengan startup food bank, Garda Pangan untuk mengelola sampah organik dari makanan sisa restoran dan hotel. (Foto: MPI)

SURABAYA, iNews.id - Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur (Jatim) menggandeng startup food bank, Garda Pangan untuk mengelola sampah organik dari makanan sisa restoran dan hotel

Founder Garda Pangan, Eva Bachtiar mengatakan, ada dua jenis kerja sama dengan Apkrindo Jatim. Yakni pengelolaan makanan berlebih yang layak konsumsi untuk disalurkan ke masyarakat pra sejahtera. Kemudian pengelolaan sampah organik/makanan tak layak.

"Makanan yang kami kumpulkan baik makanan yang masih layak makan maupun makanan sisa yang sudah tidak bisa dikonsumsi lagi. Terutama makanan organik yang bisa dikelola sebagai sampah yang bermanfaat," katanya usai penandatanganan kerjasama di salah satu restoran di Surabaya, Kamis (10/3/2022).

Dia menambahkan, saat ini ada 155 titik lokasi penerima manfaat dengan total sekitar 130.000 orang penerima manfaat di Surabaya dan sekitarnya. Diantaranya, ke kampung-kampung ke panti asuhan, ke shelter-shelter pasien dan juga warga yang tinggal di rumah susun. 

"Pengambilan makanan surplus dari restoran maupun kafe, dikumpulkan dan dipilih mana makanan yang sangat layak dan tidak layak diberikan pada masyarakat membutuhkan di Surabaya," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Apkrindo Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan, potensi jumlah makanan dari para anggota Apkrindo di Surabaya dan sekitarnya sekitar 1 ton hingga 1,5 ton per hari bahkan bisa mencapai 3 ton. 

"Jika ada surplus makanan sekitar 10-20 persen dari jumlah total makanan, berarti ada sekitar 150-300 kilogram (kg) per hari. Jumlah ini cukup besar," katanya.

Dia menjelaskan, surplus makanan ini dibagi menjadi dua. Pertama, makanan yang sudah dipesan oleh customer yang masih ada sisa. 

Makanan ini adalah makanan yang belum dimakan. Kedua, khusus bagi sampah organik dari Apkrindo nanti akan diberikan untuk diolah kembali menjadi maggot (larva lalat). 

"Kami berharap, banyak organisasi non-profit berkolaborasi dengan kami untuk dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus lingkungan di Surabaya," ujarnya

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network