SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Ketika anak-anak dibatasi dalam penggunaan gawai, mereka seringkali bereaksi dengan tangisan dan tantrum. Namun, orang tua tidak perlu panik berlebihan karena perilaku ini merupakan bagian normal dari proses adaptasi mereka terhadap penggunaan gawai yang lebih sedikit.
Tania Nurmalita, S.T., M.Si., konselor anak di Sekolah Cikal Surabaya, berbagi tiga strategi untuk menenangkan anak yang tantrum ketika waktu bermain gawai mereka dikurangi. Ia juga menyarankan berbagai kegiatan seru yang dapat dilakukan sebagai alternatif. Berikut strategi dan rekomendasi kegiatannya:
1. Buat Kesepakatan dengan Anak
Tania menekankan pentingnya melibatkan anak dalam membuat kesepakatan atau aturan penggunaan gawai sejak awal. Dengan demikian, anak akan lebih siap dalam proses transisi pembatasan.
"Hal yang harus dilakukan oleh orang tua adalah membuat kesepakatan atau aturan penggunaan gawai saat awal ingin mengimplementasikan metode 'no gawai' pada anak," kata Tania.
2. Beri Anak Ruang Mengekspresikan Perasaannya
Ketika anak mengalami kesulitan melepas gawai, Tania menganjurkan orang tua untuk menjadi ruang aman bagi anak mengekspresikan emosi negatifnya. Setelah anak tenang, orang tua dapat mengingatkan kembali kesepakatan yang telah dibuat.
"Jika pada penerapannya anak menangis atau marah, orang tua dapat memberikan ruang kepada anak untuk menangis dulu sampai tuntas emosi negatifnya. Setelah anak tenang, orang tua dapat kembali mengingatkan anak terhadap kesepakatan yang sudah dibuat tentang gawai," jelas Tania.
3. Siapkan Aktivitas Menyenangkan Tanpa Gawai
Orang tua perlu menyiapkan aktivitas lain yang sama menyenangkannya seperti saat menggunakan gawai.
"Orang tua harus menyiapkan aktivitas pengganti yang sama menyenangkan seperti saat menggunakan gawai. Pada awal perjanjian, anak dapat dilibatkan untuk memilih sendiri jenis aktivitas yang ingin dilakukan ketika tidak memegang gawai, sehingga saat anak ngambek atau marah dapat dialihkan ke aktivitas yang mereka pilih sendiri," kata Tania.
Saran Aktivitas Menyenangkan sebagai Pengganti Gawai
Tania merekomendasikan dua aktivitas yang menyenangkan sekaligus sehat sebagai alternatif bermain gawai. Kegiatan ini bukan hanya dapat menggembirakan hati anak, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan kemampuan kognitif mereka sejak usia dini.
1. Kegiatan Sensorik dan Bermain di Alam
Tania menjelaskan bahwa kegiatan sensorik seperti meremas-remas berbagai benda dengan tekstur berbeda dan bermain di alam bebas sangat bermanfaat untuk merangsang otak anak.
"Kegiatan meremas, merasakan berbagai tekstur dari berbagai media, serta kegiatan outdoor, sangat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya," jelas Tania.
Selain itu, Tania menambahkan bahwa bermain masak-masakan menggunakan bahan asli juga dapat melatih motorik halus dan indera peraba anak.
"Roleplay memasak dengan menggunakan bahan-bahan masakan yang sesungguhnya dapat membantu sensorik halus anak karena bisa merasakan berbagai macam tekstur," kata Tania.
2. Kegiatan Literasi di Rumah
Kegiatan rekomendasi kedua dari Tania adalah kegiatan literasi di rumah untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak. Tania menyarankan orang tua dapat membiasakan anak berbicara dengan anak menggunakan satu bahasa terlebih dahulu. Setelah anak menguasainya, orang tua bisa memperkenalkan bahasa lain secara bertahap.
"Dalam rangka meningkatkan kemampuan berbicara anak, sejak usia dini anak dapat diajak berbicara berbagai macam kosakata dengan 1 bahasa terlebih dahulu. Jika memang dirasa anak sudah menguasai bahasa ibu atau bahasa yang sehari-hari digunakan di lingkungan sekitar anak, boleh pelan-pelan diberi eksposure bahasa lainnya," imbuhnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait