Tanpa berpikir lama, GN melempar baju ke arah handycam tersebut. GN bergegas keluar kamar untuk pindah ke kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan kamar. Saat masuk ke kamar mandi, GN ganti baju tanpa mengecek lagi apakah ada kamera tersembunyi atau tidak.
Setelah itu GN menghubungi teman-temannya di lobby apartemen itu untuk naik ke unit kamar dan menemaninya. Sebab, saat itu GN merasa ada yang yang aneh. Saat temannya datang, GN sudah berada di ruang tamu sedang dibriefing oleh pelaku untuk melakukan adegan aneh dan tidak senonoh. Seperti menungging dan membelakangi kamera.
Bahkan, GN juga sempat dibawa ke balkon untuk melakukan adegan ngemut permen seakan permen itu adalah produk yang sedang di castingkan. Setelah itu dia juga disuruh bersuara seperti “hmm enak” dan lain sebagainya.
Usai adegan di balkon GN langsung bergegas pamit pulang. Namun sebelum itu dia ganti baju terlebih dahulu di kamar mandi dan ditemani seorang temannya. GN lalu bergegas turun dan pelaku tidak lagi menyuruh melakukan adegan lainnya.
GN menyebut ada korban lain yang diajak ke kolam renang dengan menggunakan baju renang. Bahkan korban tersebut diminta melakukan adegan yang sama seperti yang dilakukannya.
GN mengaku awalnya ingin menyimpan pengalaman itu hanya untuk dirinya. Namun Pada 11 Desember 2024, GN dihubungi korban lain melalui Instagram yang mengabarkan bahwa video casting GN tersebar di grup Telegram.
Video itu menampilkan GN memegang papan nama dengan identitas lengkap, seperti nama dan umur. GN mengungkapkan, sudah ada enam perempuan lainnya yang menjadi korban dengan modus yang sama. Ia menduga masih ada korban lain yang belum diketahui. “Kami sudah membuat grup untuk saling berbagi informasi,” ungkap GN.
GN berharap pihak berwenang segera menangkap pelaku dan memprosesnya secara hukum agar tidak ada lagi korban lain yang mengalami hal serupa. GN juga meminta agar aparat kepolisian dapat segera menindaklanjuti kasus ini. “Saya ingin pelaku ditangkap supaya tidak ada perempuan lain yang jadi korban,” ujarnya.
Menanggapi laporan korban, Direktur Reserse Siber Polda Jatim, Kombes Pol Raden Bagoes Wibisono mengatakan, proses penylidikan masih berjalan. Pihaknya juga sudah memeriksa dua saksi korban. “Kami gali keterangan. Intinya proses penyelidikan sudah berjalan terus. Mohon waktu perkembangan lebih lanjut,” katanya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait