Mengenal Situs Kumitir, Ibu Kota Majapahit yang Tanahnya Diambil untuk IKN di Kalimantan Timur

Arif Ardliyanto
Situs Kumitir menjadi salah satu lokasi bersejarah. Dilokasi inilah diprediksi sebagai pusat kerajaan Majapahit

Situs Kumitir menjadi salah satu lokasi bersejarah. Dilokasi inilah diprediksi sebagai pusat kerajaan Majapahit yang terus digali arkeolog-arkeolog untuk memperbanyak bukti.

Tak heran jika lokasi ini menjadi salah satu atensi khusus untuk diambil tanahnya ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Lokasi inilah yang menjadi tonggak kemajuan Kerajaan Majapahit, yang mampu menyatukan nusantara.

Dikutip dari SINDOnews menyebutkan, letak kerajaan utama Majapahit hingga kini memang masih menjadi misteri kendati sudah berpuluh-puluh tahun para arkeolog berusaha mengungkap keberadaannya. Secercah harapan pun tersirat, seiring ditemukannya situs Kumitir yang diyakini merupakan istana Bhre Wengker atau yang disebut Kerajaan Timur.

Bhre Wengker merupakan paman sekaligus mertua Raja Hayam Wuruk. Berdasarkan hasil ekskavasi yang dilakukan para arkeolog BPCB Trowulan sejak tahun 2019 lalu, diyakini bangunan utama yang ditemukan di bagian timur Situs Kumitir merupakan istana Kudamerta atau Bhre Wengker dan istrinya Dyah Wiyat atau Bhre Daha.


Situs Kumitir menjadi salah satu lokasi bersejarah. Dilokasi inilah diprediksi sebagai pusat kerajaan Majapahit

Bangunan itu berada tepat di sebelah barat makam Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Terlihat sisa fondasi istana seluas 20x26 meter persegi itu terbuat dari bata merah kuno dan batu atau bolder. Struktur istana dikelilingi dinding persegi panjang dengan ukuran 316x203 meter.

"Dinding sisi barat merupakan gerbang sekaligus benteng istana. Dilihat dari luasan bangunannya itu memperkuat hipotesis awal kami. Kami meyakini 80 persen bangunan itu merupakan istana Bhre Wengker," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho, yang dikutip dari SINDOnews.

Selama ini para arkeolog memang meyakini Kota Raja Majapahit berada di Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Selain banyaknya situs purbakala yang ditemukan di wilayah ini, asumsi ini juga diperkuat dengan naskah-naskah lawas. Akan tetapi belum ada satu pun yang mampu mengungkap tabir istana utama wilwatiktapura.

"Saat situs Kumitir ditemukan, kami menduga ini merupakan istana timur Majapahit, karena dikelilingi dinding atau benteng seluas enam hektare. Jika merujuk pada peta rekonstruksi peneliti Belanda tentang posisi situs Kumitir serta naskah Negarakertagama, maka ini sangat cocok dengan istana timur Majapahit," kata Wicak.


Situs Kumitir menjadi salah satu lokasi bersejarah. Dilokasi inilah diprediksi sebagai pusat kerajaan Majapahit

Wicak menuturkan, hipotesis Situs Kumitir merupakan istana timur Majapahit ini bukan tidak berdasar. Ada bukti-bukti catatan Sekretaris Laksamana Ceng Ho, Ma Huan dari Tiongkok kala berkunjung ke Majapahit pasca-Perang Paregrek 1403-1406. Ditambah lagi dengan serat yang ditulis Empu Prapanca dalam Negarakertagama.

"Ketika nama Kumitir muncul, ini menarik. Karena jelas sekali dalam serat Wargasari, Pararaton dan Negarakertagama nama Kumitir disebut, pijakan saya tiga itu. Ada apa di Kumitir dan waktu itu ada temuan bulan Juni 2019, kemudian kita tindak lanjuti," kata Wicak.

Sementara di sisi arkeologi, temuan-temuan harta karun benda bersejarah yang ditemukan dalam ekskavasi selama empat tahap sejak tahun 2019, hingga September 2021 lalu semakin memperkuat hipotesis situs Kumitir merupakan istana Bhre Wengker. Di antaranya ditemukannya talut sepanjang 316 meter serta berbagai pecahan genting dan keramik serta temuan-temuan lain.

"Ketika tahun 2020 lalu kita sempat berpikir, apakah yang ada di dalam dinding seluas itu, 316x203. Kalau di catatan Ma Huan yang berdinding hanyalah istana. Kemudian penelitian Pezo menyebutkan ada dua puri, Puri Hayam Wuruk dan Puri Wengker. Puri Wengker ada di sebelah timur Puri Hayam Wuruk," kata Wicak.

Ditambah lagi serat yang ada di Pararaton yang menyebutkan dalam peristiwa Paregrek adanya perang istana barat dan timur. Perang tersebut terjadi pasca-Hayam Wuruk berkuasa. Perang ini melibatkan Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi. Wikramawardhana merupakan putra Hayam Wuruk buah pernikahan dengan Prameswari anak dari Bhre Wengker.


Situs Kumitir menjadi salah satu lokasi bersejarah. Dilokasi inilah diprediksi sebagai pusat kerajaan Majapahit

Sementara Bhre Wirabhumi merupakan anak dari selir. Wirabhumi diangkat anak oleh Bhre Daha dan dibesarkan di istana timur Majapahit. Wirabhumi menikah dengan cucu ibu angkatnya, Nagarawardhani dan menjadi Bhre Lasem. Namun karena kekuasaan, akhirnya kedua bersaudara itu saling berhadap-hadapan.

"Kalau itu bukan istana timur, lantas di mana istana timur? Jadi kami berhipotesis dengan kemudian menggali mengekskavasi apakah hipotesis itu benar atau salah. Toh dinding keliling 316x203 meter persegi juga awalnya hipotesis yang kemudian memunculkan kebenarannya," tutur Wicak.

Wicaksono menuturkan, pembangunan istana barat dan timur Majapahit diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi sekitar tahun 1328-1350 masehi. Pembangunan istana itu guna mencegah perebutan kekuasaan antara Tribhuwana dengan Dyah Wiyat, pascawafatnya Jayanegara atau Kalagemet, raja kedua Majapahit yang memerintah pada tahun 1309-1328 Masehi.

"Saat ekskavasi kami juga menemukan bolder-bolder serta banyak sekali pecahan genting, keramik, gundu, dan benda-benda lain. Kemudian terbaca semua sumur, sumur bundar, sumur jobong, dan pagar serta gerbang di sisi barat. Kalau itu bangunan candi secara otomatis terbantahkan, sehingga kami meyakini itu merupakan bangunan puri yang beratapkan genting," tutur Wicak.


Situs Kumitir menjadi salah satu lokasi bersejarah. Dilokasi inilah diprediksi sebagai pusat kerajaan Majapahit

Saat ini proses ekskavasi Situs Kumitir sudah dilakukan sebanyak empat tahap dan terakhir di dilakukan pada 28 September 2021 lalu. Ke depan proses ekskavasi di situs Kumitir masih akan dilanjutkan di tahun 2022 mendatang meskipun hingga kini masih menyisakan persoalan. Persoalan ini lantaran tanah yang diekskavasi seluas 6 hektare itu masih merupakan milik penduduk.

"Tahun depan rencananya ada satu kegiatan ekskavasi lagi, kemungkinan di bulan Agustus 2022. Saat ini rancangan sudah disiapkan pascaekskavasi tahap kemarin," kata Wicak.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network