JOMBANG, iNEWSSURABAYA.ID - Jombang kembali digemparkan dengan kasus pembunuhan berdarah yang melibatkan seorang tukang cukur rambut. Pelaku, berinisial FW, kini telah menunjukkan wajahnya di hadapan penyidik Polres Jombang dan mengakui perbuatannya.
Ia mengungkap bahwa aksi brutalnya dipicu oleh persoalan asmara yang melibatkan kekasihnya dan korban, SA (24), seorang pegawai minimarket asal Desa Pakis, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri.
Motif Cinta Segitiga Berujung Dendam
Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, menjelaskan bahwa kasus ini berawal dari hubungan asmara yang sempat kandas. FW, warga Desa Kedungbetik, Kecamatan Kesamben, merasa sakit hati setelah menduga kekasihnya memiliki hubungan dengan korban.
"Pelaku merasa cemburu dan terluka karena lamaran dengan kekasihnya dibatalkan. Bahkan, ia sempat mengirimkan video yang diduga bermuatan asusila kepada korban, berharap hubungan korban dengan kekasihnya berakhir," ungkap Margono, Jumat (10/1/2025).
Pertemuan Tragis di Depan Minimarket
Insiden ini terjadi pada Kamis malam (9/1/2025) sekitar pukul 22.00 WIB. Lokasi kerja pelaku di Masterpiece Barbershop berada tepat di depan minimarket tempat korban bekerja.
Saat itu, FW mendatangi SA untuk menyelesaikan masalah. Namun, pertemuan tersebut berujung cekcok dan perkelahian sengit.
"Korban lebih dulu memukul pelaku, yang kemudian memicu perkelahian. FW lantas mengambil pisau lipat yang selalu disimpannya di dalam tas," jelas Margono.
Pisau lipat itu menjadi senjata mematikan. Dua tusukan di leher dan dada membuat SA tersungkur hingga kehilangan nyawa.
Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, termasuk sepeda motor pelaku, tas selempang, alat cukur rambut, dan pisau lipat berlumuran darah yang digunakan FW untuk menghabisi nyawa SA.
Meski FW mengklaim pembunuhan itu tidak direncanakan, ia tetap dijerat Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
"Ini murni tindakan spontan, bukan pembunuhan berencana," tandas Margono, yang sebelumnya menjabat Kapolsek Sokobanah Polres Sampang.
Tragedi yang Menjadi Peringatan
Kasus ini menjadi pengingat bahwa emosi sesaat dapat membawa kehancuran. Konflik cinta segitiga yang melibatkan FW, korban, dan kekasihnya kini berakhir tragis. Tak hanya kehilangan nyawa, keluarga korban dan pelaku kini harus menghadapi luka mendalam akibat insiden ini.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait