JOMBANG, iNEWSSURABAYA.ID - Kasus dugaan pembunuhan yang menggegerkan warga Jombang semakin misterius setelah sejumlah temuan mengejutkan ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP). Mayat seorang pria yang belum teridentifikasi ditemukan dalam kondisi mengenaskan di kawasan hutan Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, pada Minggu (19/1/2025).
Pihak berwajib kini tengah menggali lebih dalam, berharap bukti baru bisa mengungkap misteri kematian pria tersebut. Saat melakukan olah TKP, polisi menemukan beberapa barang yang mengindikasikan adanya peristiwa yang lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Sebuah botol yang diduga bekas minuman keras (miras) ditemukan tak jauh dari jenazah. Keberadaan benda ini menambah spekulasi bahwa korban mungkin telah terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan alkohol sebelum ajal menjemput.
Kasatreskrim Polres Jombang, AKP Margono Suhendra, mengonfirmasi penemuan tersebut. "Kami menemukan baju yang dikenakan korban, botol yang diduga bekas miras, serta sandal yang tercecer di sekitar lokasi. Ini akan kami jadikan sebagai barang bukti," ujar Margono kepada wartawan di RSUD Jombang beberapa waktu lalu.
Meski demikian, pihak kepolisian belum bisa memastikan apakah korban mengonsumsi miras sebelum meninggal. "Kami harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk memastikan hal itu," lanjutnya.
Identitas korban hingga kini masih menjadi teka-teki besar. Pihak kepolisian telah melakukan serangkaian upaya untuk mengungkap siapa pria malang ini. Selain melakukan olah TKP, polisi juga telah menggali keterangan dari saksi, melakukan visum, dan melakukan autopsi untuk mencari tahu lebih lanjut penyebab kematian.
"Identitas korban hingga kini masih belum terungkap," kata Margono saat ditemui di RSUD Jombang pada Selasa (28/1/2025).
Meskipun ada beberapa orang yang mencocokkan ciri-ciri korban dengan orang yang hilang, ternyata setelah diperiksa lebih lanjut, semua identitas tersebut tidak sesuai.
Pihak kepolisian juga telah mencoba mencocokkan sidik jari korban melalui sistem biometrik Mambis (Mobile Automatic Multi Biometric Identification System), namun hasilnya nihil. KTP yang digunakan korban diduga bukan KTP elektronik atau belum terverifikasi.
Menurut dokter forensik, korban diperkirakan berusia antara 18 hingga 24 tahun. Dari hasil autopsi, ditemukan enam luka robek di bagian kepala, serta satu luka robek di pelipis kiri. Kematian korban disebabkan oleh pukulan benda tumpul di bagian belakang kepala, yang mengakibatkan pendarahan hebat dan patah tulang tengkorak.
Temuan ini semakin memperkuat dugaan bahwa korban mungkin telah diserang oleh lebih dari satu orang. Dugaan ini didukung oleh adanya luka pada tangan korban, yang menunjukkan perlawanan. Selain itu, terdapat luka lecet di punggung, yang mengindikasikan korban mungkin telah diseret sebelum akhirnya ditemukan tewas.
Pihak kepolisian berharap agar keluarga atau siapa pun yang mengenal korban segera menghubungi mereka, agar identitas korban bisa terungkap dan penyebab kematiannya dapat segera diketahui.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait