BLITAR, iNewsSurabaya.id - Yaoma Tertibi, pria kelahiran Blitar Selatan, membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang meraih kesuksesan. Setelah menempuh perjalanan panjang penuh tantangan, ia baru saja meraih gelar Doktor dari Universitas Islam Negeri (UIN) Tulungagung pada Senin (17/2).
Disertasinya yang berjudul "Desa dalam Paradigma Hukum: Kajian Fenomenologis Implementasi UU No. 6/2014 Terkait Upaya Desa Mewujudkan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat" mencerminkan komitmennya untuk memajukan desa-desa di Indonesia.
Yaoma, putra pertama pasangan Murni dan Sirep Sri Rahayu (Alm), mengawali pendidikan di SD Inpres 5 Desa Maron, kemudian melanjutkan ke MTs Nurul Huda Maron, dan MAN 1 Kota Blitar.
Perjalanannya menuju pendidikan tinggi sempat terhenti saat kuliah S1 di STAIN Tulungagung karena kendala biaya. Namun, semangatnya tak padam. Ia kembali melanjutkan kuliah di UNISBA Blitar jurusan Hukum, meraih gelar Magister dari Universitas Islam Malang (UNISMA), dan akhirnya menyelesaikan pendidikan doktoralnya di UIN Tulungagung – kampus yang pernah ia tinggalkan.
Sosok yang Peduli pada Pembangunan Desa
Kepedulian Yaoma terhadap pembangunan desa terlihat jelas dari aktifitasnya di lembaga Pusdik Demas, yang fokus pada pendampingan desa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Desa itu banyak potensi, tapi juga banyak masalah. Secara umum, potensinya lebih besar, terutama dalam hal ekonomi. Kesejahteraan masyarakat Indonesia diukur dari bagaimana masyarakat desa bisa sejahtera," ungkap Yaoma, suami dari Ike Yuvanti dan ayah dari Isa Ansori Tartibi.
Dalam disertasinya, Yaoma memaparkan temuan penting terkait pengelolaan desa, menekankan pentingnya penyaluran dana desa yang tepat sasaran dan partisipasi masyarakat dalam menentukan kebutuhan pembangunan.
"Anggaran harus berbasis kebutuhan masyarakat, bukan sekadar program yang dibuat pemerintah," tegasnya.
Aktivis dan Praktisi Hukum yang Berdedikasi
Selain akademisi, Yaoma juga aktif sebagai aktivis di berbagai organisasi, seperti Pramuka, Ikatan Pelajar NU, Gerakan Pemuda Ansor, LBH NU Jawa Timur, dan Ketua Badan Wakaf Indonesia Blitar.
Pengalamannya sebagai advokat juga membuatnya terlibat dalam membela warga yang menghadapi masalah hukum. Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Rektor II di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar.
Yaoma berharap kisahnya menginspirasi keluarga dan mahasiswa lainnya. "Keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih cita-cita. Saya berharap masyarakat bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik, menempuh pendidikan tinggi tanpa harus mahal," ujarnya.
Ia juga berharap temuan disertasinya dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam membangun desa yang lebih sejahtera.
"Desa harus menjadi prioritas. Jika desa maju, maka Indonesia juga akan maju," pungkasnya.
Ujian terbuka Yaoma dinyatakan lulus dengan nilai sangat memuaskan oleh ketua sidang, Prof. Dr. H. Abd Aziz, M.Pd.I., dan delapan penguji lainnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait