Sebagai bagian dari program Nawa Bhakti Satya yang diinisiasi oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Dardak, Dindik Jatim juga berupaya memperbarui peralatan praktik di berbagai bengkel kompetensi. Langkah ini dilakukan agar pendidikan vokasi selaras dengan standar industri dan dunia usaha (DUDI).
"Sebagian peralatan sudah diperbarui sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja. Kami ingin memastikan bahwa guru dan siswa memahami kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDI," tambah Aries.
Dalam kesempatan yang sama, Iwan Nisabur, Pengawas Ujian Sertifikasi Provinsi dari LSK TIK Kemendikdasmen Dirjen Vokasi, mengapresiasi program uji sertifikasi yang digelar oleh UPT PTKK Dindik Jatim. Menurutnya, pelatihan inkubator sebelum uji kompetensi sangat penting agar peserta memperoleh hasil yang maksimal.
"Kami melihat nilai rata-rata hasil uji sertifikasi di bidang TIK masih rendah. Dengan adanya program ini, kami berharap poin kelulusan para guru meningkat," ujarnya.
Iwan juga menyoroti pentingnya standarisasi instruktur pelatihan, karena masih ditemukan kasus di mana materi yang diajarkan belum sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Padahal, penyusunan SKL telah melibatkan praktisi, akademisi, dan perwakilan dari DUDI.
"SKL dan kurikulum harus selalu diperbarui sesuai kebutuhan industri. Oleh karena itu, penting bagi instruktur untuk mengajar berdasarkan standar yang sudah ditetapkan," tegasnya.
Pelaksanaan uji sertifikasi dan pelatihan inkubator bagi guru vokasi ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan kejuruan di Jawa Timur. Dengan tenaga pendidik yang lebih kompeten dan selaras dengan kebutuhan industri, diharapkan lulusan SMK dan SMA semakin siap bersaing di dunia kerja.
Dindik Jatim terus berkomitmen untuk memperkuat program sertifikasi ini meski dengan keterbatasan anggaran, demi mencetak generasi yang lebih unggul di bidang teknologi dan industri kreatif.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait