Menurut Bayu Aji, modernisasi ini menjadi langkah strategis PJT I dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya air, terutama dalam upaya pengendalian banjir.
"Sumber daya air adalah aset berharga yang harus dikelola secara bijak dan modern. Dengan sistem otomatis berbasis internet ini, kendali air bisa lebih efisien dan responsif terhadap perubahan cuaca ekstrem," tambahnya.
Supervisor Wilayah Sungai Brantas PJT I, Dwi Mihayanto, menambahkan bahwa Pintu Air Wonokromo memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan debit air. Dibangun sejak 1917 pada era kolonial Belanda, pintu air ini telah mengalami beberapa proses rehabilitasi, salah satunya pada 1991, ketika pintu kayu diganti dengan pintu baja berpenggerak motor elektrik.
Saat ini, Pintu Air Wonokromo memiliki dua pintu pengatur dan dua pintu pelayaran yang berfungsi untuk: Mengendalikan banjir di Kali Mas, Mengatur debit pemeliharaan sungai, Menjaga ketinggian muka air di Kali Surabaya, dan Memastikan ketersediaan air baku bagi PDAM Kota Surabaya dan industri di hilir sungai.
Penerapan sistem IoT berbasis sensor canggih di Pintu Air Wonokromo merupakan langkah maju dalam digitalisasi pengelolaan air. Dengan pemantauan real-time, respons cepat, dan efisiensi tinggi, teknologi ini tidak hanya meningkatkan keamanan air, tetapi juga membantu dalam upaya mitigasi banjir dan pengelolaan sumber daya air yang lebih baik di Surabaya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait