SURABAYA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan selama dua bulan mendapatkan respons positif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, praktisi kesehatan, dan jurnalis.
Dukungan tersebut terlihat dalam diskusi bertajuk “Peran Stakeholder dan Media dalam Mendukung Program Makan Bergizi Gratis” yang digelar di Surabaya, Kamis (27/2/2025).
Cici Swi Antika, Kepala Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Jawa Timur, menegaskan bahwa program MBG memiliki makna holistik yang melampaui sekadar pemenuhan gizi.
“Ada sepuluh keunggulan program MBG, di antaranya mendukung ketahanan pangan, membangun ekosistem berkelanjutan, memberikan pelatihan peningkatan kapasitas, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan membuka peluang investasi untuk hilirisasi. Ini bukan sekadar memberi makan bergizi,” tegasnya.
Cici juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi, seperti kekurangan gizi, kekurangan zat gizi mikro, obesitas, serta angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB) yang masih mengkhawatirkan. Meskipun terjadi penurunan, AKI di Jawa Timur pada 2024 mencapai 82,56 per 100.000 kelahiran, sementara AKB tercatat 3.754 kasus.
“Meski turun, dibutuhkan percepatan penurunan di semua sektor. Program MBG sejalan dengan upaya pengentasan stunting, baik nasional maupun di Jatim. Angka stunting di Jatim pada Januari-November 2024 mencapai 5,96 persen, turun dari 6,10 persen pada periode sebelumnya. Namun, ini masih cukup tinggi, sehingga kami butuh dukungan lintas sektor,” tambah Cici.
Selain stunting, Dinkes Jatim juga menyoroti tingginya prevalensi anemia di kalangan pelajar SD/MI. Pada 2023, jumlah penderita anemia pada kelompok usia ini mencapai 0,52 persen, dan meningkat menjadi 0,14 persen pada triwulan ketiga 2024.
“Tujuan utama program MBG adalah meningkatkan pemenuhan gizi, memperbaiki prestasi belajar, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja untuk memberantas kemiskinan,” jelas Cici.
Fetti Fadliah, Corporate Communication Manager PT Frisian Flag Indonesia, menyatakan bahwa perusahaan telah lama berkontribusi dalam program edukasi dan pemenuhan gizi melalui inisiatif seperti Gerakan Nusantara.
“Sejak 2013, kami telah menjangkau 2,5 juta anak. Baru-baru ini, kami juga melakukan uji coba MBG di 10 sekolah di Cikarang, Bekasi, dengan sasaran 2.000 anak,” ungkapnya.
Fetti menambahkan, hasil survei South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) II menunjukkan bahwa satu dari empat anak di Indonesia masih mengalami stunting, sementara remaja putri banyak yang menderita anemia.
“Sarapan yang dilengkapi susu dapat meningkatkan asupan vitamin D empat kali lipat dan kalsium 2,6 kali lipat,” jelasnya.
Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Indonesia, juga menekankan pentingnya konsumsi susu.
“Konsumsi susu di Indonesia masih sangat rendah, hanya 16 liter per kapita per tahun, jauh di bawah Belanda yang mencapai 250 liter. Susu adalah sumber protein berkualitas yang sangat dibutuhkan anak-anak dalam masa pertumbuhan,” ujarnya.
Peran Media dalam Mendukung MBG
Lutfil Hakim, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, menegaskan bahwa program serupa MBG telah sukses di negara-negara seperti Amerika Serikat, Finlandia, dan Jepang.
“Program ini sangat penting. Yang perlu dievaluasi adalah penyaluran logistik, distribusi, dan operasionalnya,” ujarnya.
Lutfil juga menekankan peran media dalam memberikan edukasi dan koreksi. “Media harus memahami aturan, regulasi, dan mekanisme program ini sebelum memberikan kritik,” tambahnya.
Rachmat Hidayat, selaku moderator, menilai sudut pandang jurnalistik dan peran media dalam mendukung MBG sangat penting. Sebab program ini bukan sekadar memberikan makanan, tapi edukasi dan memikirkan membuka lapangan usaha.
“Bagaimana produk pertanian men-support karifan lokal dalam program MBG. Ini luar biasa. Selama ini sudut pandang yang terekam hanya memikirkan aspek kesehatan. Nah, di acara ini bisa memberi pencerahan dari semua aspek,” ungkap pria yang juga Kepala Biro LKBN Antara Jawa Timur ini.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait