JOMBANG, iNEWSSURABAYA.ID – Menyambut bulan suci Ramadan 2025, ratusan warga Jombang tumpah ruah di Alun-Alun Jombang untuk mengikuti tradisi Grebeg Apem Megengan. Tradisi tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang ini menjadi momen penuh makna sebagai ungkapan syukur dan permohonan maaf menjelang ibadah puasa.
Sejak pagi, warga sudah berkumpul menanti kedatangan gunungan raksasa berisi kue apem dan aneka jajanan tradisional. Lima gunungan apem yang diarak dari Kantor Pemkab Jombang menjadi pusat perhatian. Begitu tiba di Alun-Alun, suasana semakin meriah saat masyarakat berdesakan untuk mendapatkan kue apem yang dipercaya membawa keberkahan.
Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dengan antusias ikut berebut kue apem warna-warni. Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang berbagi, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga sebelum memasuki Ramadan.
Grebeg Apem, yang dikenal juga sebagai Megengan, merupakan warisan budaya turun-temurun masyarakat Jombang. Nama “Apem” diyakini berasal dari kata Arab “afwan” yang berarti mohon maaf. Tradisi ini mengandung pesan spiritual mendalam, mengingatkan umat Islam untuk membersihkan hati, memohon ampunan kepada Allah SWT, dan saling memaafkan sebelum memasuki bulan suci.
Selain itu, Grebeg Apem juga menjadi momentum kebersamaan, di mana masyarakat berbagi makanan dan kebahagiaan dalam suasana penuh kekeluargaan.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Jombang, M. Salmanudin Yazid, mengajak masyarakat untuk menjaga persatuan, khususnya dalam menyikapi perbedaan dalam penetapan awal puasa.
"Mari kita hadapi perbedaan dengan bijak dan saling menghormati. Ramadan adalah bulan penuh rahmat dan kedamaian, mari kita tingkatkan toleransi dan ukhuwah Islamiyah," ujarnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kekhidmatan ibadah selama Ramadan dengan menghindari petasan, konvoi berlebihan, serta meningkatkan kepedulian sosial melalui zakat, infaq, dan sedekah.
Grebeg Apem: Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
Setelah diawali dengan santunan anak yatim, doa bersama, dan pemukulan gong sebagai tanda dimulainya acara, dalam sekejap gunungan apem pun habis diperebutkan oleh warga yang hadir.
Pemerintah Kabupaten Jombang berharap Grebeg Apem Megengan dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari kekayaan budaya yang memperkuat kebersamaan dan nilai-nilai keagamaan di masyarakat.
"Mari kita sambut Ramadan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan kita semua diberi kesehatan serta kekuatan menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya," pungkas Wakil Bupati.
Dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terjaga, Grebeg Apem terus menjadi tradisi yang tidak hanya mempererat persaudaraan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya refleksi diri sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait