Harliantara: Dampak Negatif Media Sosial pada Kesehatan Mental Anak-Anak dan Remaja Perlu Diwaspadai

SURABAYA - Di era digital yang semakin maju, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak dan remaja. Meskipun memberikan manfaat seperti konektivitas global dan akses informasi yang luas, media sosial juga menyimpan dampak negatif yang serius terhadap perkembangan psikologis, emosional, dan sosial generasi muda. 

Menurut Harliantara, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo Surabaya, penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dapat memicu berbagai masalah, mulai dari kecemasan, depresi, hingga perundungan siber.

“Media sosial, jika tidak digunakan secara bijak, dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, ia memudahkan akses informasi dan interaksi sosial. Namun, di sisi lain, ia juga berpotensi menimbulkan isolasi sosial, kecemasan, dan bahkan depresi pada anak-anak dan remaja,” ujar Harliantara.

Dampak pada Kesehatan Mental

Paparan berlebihan terhadap media sosial telah terbukti memengaruhi kesehatan mental remaja. Konten yang tidak realistis, perbandingan sosial yang terus-menerus, dan tekanan untuk mendapatkan validasi online dapat menimbulkan perasaan tidak mampu, cemas, dan depresi. 

Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan waktu berjam-jam di platform media sosial cenderung mengalami ketidakpuasan terhadap diri sendiri dan kehidupan mereka.

“Remaja yang aktif di media sosial sering kali terjebak dalam lingkaran perbandingan sosial. Mereka melihat kehidupan orang lain yang terlihat sempurna di layar, tanpa menyadari bahwa itu hanyalah potongan kecil dari realitas yang sebenarnya,” tambah Harliantara.

Selain itu, media sosial juga dapat meningkatkan perasaan kesepian dan isolasi. Meskipun dirancang untuk mempererat hubungan, platform ini justru sering kali membuat remaja merasa terasing ketika tidak mendapatkan respons yang diharapkan dari teman-teman online mereka.

Editor : Ali Masduki