Rupiah Tembus Rp17.000 per Dolar AS, Ekonomi Terancam Netizen Panik

Fahrezi Chandra
Rupiah tembus Rp17.000 per dolar AS, mendekati batas psikologis Rp18.000. Simak dampaknya bagi ekonomi Indonesia dan langkah antisipasi pemerintah. Foto iNEWSSURABAYA/tangkap layar

SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mencapai titik kritis. Kini diperdagangkan di angka Rp17.000 per dolar AS, rupiah menunjukkan pelemahan signifikan yang membuat masyarakat dan pelaku pasar cemas. Jika tren ini berlanjut hingga menembus batas psikologis Rp18.000, ekonomi nasional bisa mengalami guncangan serius.

Keresahan publik terlihat jelas di media sosial. Salah satu akun X (dulu Twitter), @BosPurwa, mencuitkan kekhawatirannya mengenai melemahnya rupiah. Cuitan tersebut viral dengan 1,6 juta tayangan, 32 ribu likes, 7 ribu retweet, dan 603 komentar. Ia memperingatkan bahwa jika nilai tukar rupiah terus naik hingga menembus Rp18.000 per dolar, Indonesia harus bersiap menghadapi tekanan ekonomi yang berat.

Batas psikologis adalah level nilai tukar yang dianggap sangat penting oleh pelaku pasar secara emosional maupun teknikal. Dalam kasus rupiah, angka Rp18.000 per dolar AS menjadi garis merah yang jika ditembus, bisa memicu kepanikan massal, spekulasi, dan aksi jual besar-besaran.

Meskipun pelemahan rupiah sudah terjadi sejak awal tahun 2025 akibat berbagai tekanan global dan domestik, seperti kebijakan moneter ketat Federal Reserve dan ketidakpastian kebijakan ekonomi dalam negeri, angka Rp17.000 menjadi sinyal bahwa kita semakin dekat dengan krisis kepercayaan pasar.

Melemahnya nilai tukar rupiah membawa sejumlah konsekuensi serius:

- Kenaikan harga barang impor: Bahan baku dan produk yang bergantung pada dolar AS menjadi lebih mahal.

- Inflasi impor meningkat: Daya beli masyarakat tertekan karena harga kebutuhan pokok naik.

- Beban utang dalam dolar bertambah: Pelaku usaha yang memiliki pinjaman dalam mata uang asing menghadapi risiko gagal bayar.

- Potensi capital outflow: Investor asing bisa menarik modalnya karena menurunnya kepercayaan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network