BONDOWOSO - PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden anarkis di Desa Kaligedang, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso, Kamis (15/5). Insiden tersebut mengakibatkan kerusakan aset negara dan kesalahpahaman dengan tiga personel TNI yang bertugas menjaga kawasan Hak Guna Usaha (HGU) Perkebunan milik negara di Regional 5.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan berharap semua pihak dapat menahan diri," tegas Sekretaris Perusahaan PTPN I, Aris Handoyo, melalui siaran tertulisnya.
"Prinsip kami adalah membangun bersama masyarakat, bukan di atas masyarakat. Oleh karena itu, kami terus membuka ruang dialog, mendengar aspirasi warga, dan membangun sinergi untuk kemajuan bersama," lanjutnya.
Insiden ini menjadi perhatian serius karena menyangkut keamanan personel dan keberlangsungan program pengembangan ekonomi rakyat melalui sektor perkebunan, khususnya pengembangan kopi Arabika di Ijen, yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Bondowoso dalam program Bondowoso Republik Kopi (BRK).
PTPN I menegaskan seluruh aktivitas di area HGU telah sesuai hukum dan melibatkan masyarakat serta pemangku kepentingan, termasuk Forkopimda. Sejumlah pertemuan resmi dan Forum Group Discussion (FGD) telah digelar untuk menjamin transparansi program pengembangan kawasan.
PTPN I mengapresiasi aparat keamanan dan tokoh masyarakat yang telah meredam situasi dan membebaskan personel TNI secara damai. Perusahaan juga mendukung penuh proses penegakan hukum yang adil.
"Kejadian ini sangat disayangkan," ujar seorang tokoh masyarakat Ijen yang enggan disebutkan namanya.
"Saya yakin ini digerakkan oknum tertentu. PTPN I Regional 5 sudah sangat terbuka untuk kemitraan pengelolaan lahan. Wilayah Ijen hanya ada HGU PTPN, Perhutani, dan BKSDA. Program pengembangan kopi Arabika sejak 2022 ini sinergis dengan BRK dan menjaga konservasi Ijen dari risiko bencana alam," tuturnya.
Program pengembangan kopi Arabika di Ijen sejalan dengan program Kabupaten Bondowoso, terbukti dengan dukungan penuh Forkopimda dalam Rapat Koordinasi pada 6 Mei 2025.
Manajemen PTPN, melalui Kebun JCE dan Blawan, telah menyampaikan rencana program dan disambut baik.
Kawasan Ijen bukan hanya areal perkebunan, tetapi juga heritage nasional yang dikenal dunia lewat Java Coffee sejak 1922. Kawasan ini menyimpan nilai sejarah dan ekonomi tinggi, serta menjadi bagian penting identitas kopi Nusantara.
Manajemen Unit Java Coffee Estate secara konsisten melakukan sosialisasi dan dialog terbuka dengan masyarakat. Namun, gangguan terhadap area HGU yang sah masih kerap terjadi, beberapa kasus telah diproses melalui jalur hukum untuk melindungi aset negara.
Aris Handoyo menambahkan, Manajemen PTPN I senantiasa membuka komunikasi dengan stakeholders untuk menyerap masukan konstruktif dan mendukung usaha berkelanjutan sesuai prinsip Environment, Social, dan Governance (ESG).
"Kami percaya, dengan dialog terbuka dan gotong royong, tantangan sebesar apa pun dapat diatasi bersama. Kami siap melanjutkan komunikasi konstruktif untuk menciptakan usaha yang berkelanjutan berdasarkan prinsip ESG," tutup Aris.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
