SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) menandatangani perjanjian komersial strategis dengan PT Lestari Nasional Gas di ajang Indonesian Petroleum Association (IPA) 2025. Perjanjian ini menandai babak baru dalam pengembangan industri migas di Jawa Timur dan diharapkan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi regional.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh General Manager HCML, Kang An. Perjanjian ini berfokus pada produksi dan distribusi gas bumi dari Lapangan BD milik HCML.
"Perjanjian ini memastikan pasokan gas bumi dari Lapangan BD akan didistribusikan oleh PT Lestari Nasional Gas, mendukung ketahanan energi nasional," kata Hamim Tohari, Manager Regional Office and Relation HCML.
Target produksi gas dari Lapangan BD diproyeksikan mencapai 2,5 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) pada tahun 2025, dan meningkat signifikan menjadi 5 MMSCFD pada periode 2026-2032.
Kolaborasi ini juga melibatkan pemanfaatan teknologi Mini LNG (Liquefied Natural Gas) untuk efisiensi penyimpanan dan transportasi.
"Semoga kerjasama ini menjadi simbol kebangkitan industri migas di Jawa Timur, menghadapi tantangan zaman yang semakin dinamis," ujar Hamim.
Ia menambahkan bahwa perjanjian ini selaras dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional, mengingatkan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam memajukan industri energi Indonesia.
Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di perairan Madura, HCML telah membuktikan posisinya sebagai produsen gas terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Produksi gas HCML mencapai 35% dari total produksi gas di kedua wilayah tersebut," tegas Hamim, menekankan kontribusi signifikan perusahaan terhadap perekonomian nasional.
Selain itu, HCML juga memiliki target produksi ambisius dari tiga lapangannya. Lapangan BD menargetkan produksi gas 100 MMSCFD dan kondensat sekitar 6.000 BCPD (Barrel Condensate per Day), yang didukung oleh pembangunan pipa bawah laut sepanjang 53 km dari Sampang ke Pasuruan.
Lapangan MDA dan MBH diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri, disalurkan melalui pipa dan terhubung ke East Java Gas Pipeline (EJGP) dengan produksi sesuai POD 120 MMSCFD. Sementara Lapangan MAC memiliki kapasitas produksi 50 MMSCFD, dengan penjualan gas mencapai 38 MMSCFD per 30 April 2025.
Perjanjian ini menunjukkan komitmen HCML dalam mendukung ketahanan energi nasional dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kerjasama strategis ini diharapkan menjadi contoh sukses bagi pengembangan industri migas di Indonesia dan menarik investasi lebih lanjut di sektor energi.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
