Fuad menambahkan, pertemuannya dengan KH. Syafi' semakin intensif sejak tahun 2020, saat proses seleksi Kepala SMK Diponegoro Sidoarjo.
"Saat itu beliau Ketua BPPNU Walisongo Sidoarjo, dan saya Sekretaris PC PERGUNU Kabupaten Sidoarjo," kenang Fuad.
"Beliau memberikan dukungan besar kepada saya, bahkan saat saya hampir mengundurkan diri karena banyak penolakan. Beliau berkata, 'Pak Fuad, sampean kan paham agama. Kalau orang perang lalu mundur, itu namanya apa? Khā’in, Kiai. Sampean mau menjadi orang khā’in?' Kalimat itu sangat menggugah," kenang Fuad.
KH. Syafi' juga dikenal sebagai pemimpin yang mendorong kreativitas dan inovasi. "Beliau selalu mendukung gagasan-gagasan baru, bahkan yang tampak mustahil," ujar Fuad.
"Di akhir masa jabatannya sebagai Ketua BPPNU Walisongo, beliau memiliki gagasan untuk mendirikan daycare, PAUD, TK, dan SD di setiap perumahan, untuk membentengi ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah di akar rumput," lanjutnya.
Kepergian KH. Syafi' merupakan kehilangan besar bagi Nahdlatul Ulama dan masyarakat Sidoarjo.
"Beliau adalah sosok yang penuh visi dan dedikasi, selalu mengutamakan pelayanan kepada umat. Semoga amal ibadah beliau diterima oleh Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tutup Fuad.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait
