Menurutnya, keberhasilan program ini menuntut dukungan sains, keterlibatan masyarakat lokal, serta dukungan jangka panjang dari banyak pihak—termasuk dunia industri.
Restorasi kali ini menjadi momen pertama BCMR menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT SIER. Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, menegaskan komitmen perusahaan untuk tidak hanya menggerakkan sektor industri, tapi juga menjadi bagian dari solusi krisis ekologis.
“Restorasi ini adalah bukti nyata bahwa pelestarian lingkungan memerlukan kolaborasi lintas sektor, berbasis ilmu pengetahuan dan aksi nyata korporasi,” ungkapnya.
Septi Hariana, perwakilan Komunitas BaikBaik, menambahkan bahwa pelibatan BUMN adalah kunci menjadikan isu lingkungan sebagai bagian dari arus utama pembangunan.
“Restorasi ini bukan hanya menyelamatkan karang, tapi juga membangun generasi muda pelestari laut—aset penting bangsa ke depan,” katanya.
Puspitha Ernawati, Kepala Departemen TJSL dan Keberlanjutan PT SIER, menekankan bahwa program restorasi ini merupakan bagian integral dari strategi pembangunan kawasan industri berkelanjutan.
“Ekosistem laut adalah bagian tak terpisahkan dari keseimbangan global. Kami percaya pertumbuhan ekonomi harus berjalan selaras dengan pelestarian lingkungan,” tegasnya.
Blue Corner Marine Research sejak awal berdiri telah mendedikasikan diri untuk konservasi ekosistem laut, khususnya terumbu karang di kawasan Nusa Penida. Dengan pengalaman lebih dari 12 tahun, BCMR terus melakukan riset, pemantauan, hingga edukasi masyarakat agar potensi alam bawah laut Indonesia tetap lestari untuk generasi mendatang.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
