MALANG, iNewsSurabaya.id – Identitas perwira TNI Angkatan Laut (AL) yang menjadi korban pengeroyokan brutal di Terminal Arjosari Malang akhirnya terkuak. Korban adalah Letda Abu Yamin, yang diketahui bertugas di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya.
Dari informasi yang dihimpun dan keterangan pihak keluarga, Letda Abu Yamin merupakan sosok yang sudah lama berdinas di Lantamal Surabaya, bahkan sejak masih berpangkat bintara. Meskipun bertugas di Surabaya, Letda Abu Yamin kerap pulang-pergi ke rumahnya di Kota Malang, biasanya seminggu sekali saat akhir pekan atau hari libur.
Kronologi Mengerikan: Berawal dari Nasihat Soal Uang Lebih
Muhammad Fadholi, menantu korban, menjelaskan bahwa mertuanya memang sudah lama bertugas di Lantamal V Surabaya. Dengan rumah yang berjarak kurang dari satu kilometer dari Terminal Arjosari dan kebiasaan perjalanan menggunakan bus, Letda Abu Yamin mengenal sejumlah orang di terminal, bahkan sering nongkrong di sana.
"Kalau dulu kan berhentinya di patung Ken Dedes, terus dijemput pulang ke rumah. Kalau sekarang kan bus tidak boleh nurunkan penumpang di situ, jadi masuk terminal kemarin ayah itu ketemu sama temannya asongan di situ," tutur Fadholi, Senin (30/6/2025).
Pada Kamis malam (26/6/2025), saat baru tiba di terminal, Letda Abu Yamin menunggu jemputan dan memutuskan untuk mengopi bersama teman lamanya yang bekerja sebagai asongan. Ia sempat mengabari keluarga bahwa akan mengopi dulu dan akan memberi kabar lagi nanti.
Saat itulah, diduga ada oknum juru panggil penumpang (jupang) bus yang meminta uang lebih banyak kepada kru bus. Letda Abu Yamin, yang dikenal karena kepeduliannya, disebut Fadholi sempat mengingatkan oknum jupang tersebut agar tidak menarik uang terlalu banyak. Oknum jupang itu sempat pergi, dan dikira masalah sudah selesai.
Namun, dugaan itu salah besar. "Ternyata nggak terima dia, datang ada teman-temannya, ternyata ada yang nggak terima, dikeroyok 15 orang, dikerumunin gitu. Ada temannya yang mau nolong ditendang sama yang ngeroyok itu, ada kru bus juga mau melerai ditendang," ungkap Fadholi, menjelaskan detik-detik pengeroyokan.
Ditemukan Pingsan dan Luka Parah, Tiga Pelaku Ditangkap
Pihak keluarga sempat curiga karena Letda Abu Yamin tak kunjung memberi kabar. Kecurigaan terjawab saat anggota kepolisian datang ke rumah keluarga dan memberitahu bahwa Letda Abu Yamin dikeroyok serta sudah dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
"Saya itu dikabari malamnya, terus jam 9 malam itu ngecek ke rumah sakit di IGD. Kondisinya memang sudah siuman, waktu dibawa ambulans itu pingsan, mungkin karena darahnya banyak yang keluar, di IGD tapi sadar, itu saya ajak ngobrol terus," terang Fadholi.
Beberapa terduga pelaku ternyata dikenal oleh korban dan keluarganya. Fadholi menyebut nama "Takim", yang diduga adalah mandor atau koordinator jupang di Terminal Arjosari. Namun, beberapa pelaku lain diduga adalah orang baru yang tidak mengenal korban.
"Cuma dengar namanya cuma nggak pernah ketemu dan interaksi, pernah tahu, terduga pelaku itu masih keluarga informasinya," kata Fadholi.
Hingga saat ini, Polresta Malang Kota belum bersedia memberikan keterangan resmi terkait insiden ini. Namun, sebelumnya sudah diberitakan bahwa video pengeroyokan tersebut viral di media sosial, menunjukkan korban mengalami luka parah di kepala dengan darah berceceran.
Petugas terminal berhasil melerai insiden tersebut dan mengevakuasi korban. Sejauh ini, tiga pelaku telah diamankan oleh tim gabungan dari Polresta Malang dan Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL). Mereka adalah Ahmad Maulana (31), Roni Sejati (25), dan Nurul Hudi (29), ketiganya warga Gang Permadi, Jalan Muharto, Kelurahan Polehan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
