JAKARTA, iNewsSurabaya.id – Empat tim mahasiswa dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Universitas Lampung (UNILA), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih untuk merealisasikan proyek inovatif mereka dalam pengembangan desa wisata di Indonesia dalam program Bakti BCA. Inisiatif ini lahir dari seleksi program Genera-Z Berbakti yang berhasil menarik lebih dari 250 proposal dari 98 perguruan tinggi di seluruh tanah air.
Setiap tim akan menerapkan gagasan yang menggabungkan kreativitas, teknologi, dan kepedulian sosial demi menjawab tantangan nyata di daerah masing-masing. Proyek ini menjadi salah satu wujud kontribusi generasi muda dalam pembangunan berbasis masyarakat di berbagai wilayah.
"Kami mengucapkan selamat kepada keempat tim yang lolos," ujar EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn.
"Semangat mereka mencerminkan kepedulian sosial tinggi generasi muda dan kemauan kuat untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. BCA siap mendampingi mereka menerapkan ide-ide di desa binaan Bakti BCA," tambahnya.
Sementara itu, Universitas Indonesia (UI) – Akan mengembangkan program SAVANA di Desa Wisata Edelweiss, Wonokitri, Jawa Timur. Fokus utama meliputi edukasi lingkungan kepada anak-anak, pengelolaan sampah, pelatihan gaya hidup sehat, serta pembuatan pestisida dan pupuk organik berbasis lokal.
Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) – Menyasar Desa Wisata Pulau Derawan, Kalimantan Timur. Proyek mereka bertajuk Derawan Sehat, Derawan Hebat mencakup edukasi sanitasi, teknologi pemilahan sampah berbasis IoT, instalasi biogas dari limbah organik, hingga penyuluhan pencegahan stunting.
Universitas Lampung (UNILA) – Mengusung Smart Reef Initiative di Desa Wisata Teluk Kiluan, Lampung. Teknologi IoT dimanfaatkan untuk membangun sistem peringatan dini tsunami dengan dukungan terumbu karang buatan, serta kampanye konservasi laut.
Universitas Gadjah Mada (UGM) – Membawa gagasan optimalisasi wisata digital dan penguatan identitas budaya di Desa Wisata Dayun, Riau. Fokus utama pada pelatihan digital marketing, promosi kearifan lokal melalui storytelling, serta pengembangan pusat budaya Melayu.
Keempat tim terpilih melalui seleksi ketat yang melibatkan panelis dari berbagai latar belakang, mulai dari publik figur hingga akademisi. Inovasi, dampak sosial, dan keberlanjutan menjadi indikator utama penilaian.
Sebelum turun ke lapangan, para finalis akan menjalani pelatihan intensif atau bootcamp sebagai bekal implementasi program. Setelahnya, mereka wajib melaporkan hasil kegiatan sebagai bentuk evaluasi dan pemantauan keberlanjutan.
Keterlibatan langsung mahasiswa dalam pembangunan desa bukan hanya menjadi ajang pengabdian, tetapi juga wahana pembelajaran lintas disiplin.
Dengan pendekatan kolaboratif dan solusi berbasis teknologi serta budaya, mereka diharapkan mampu membawa angin segar bagi masa depan desa-desa wisata di Indonesia.
Inisiatif seperti ini menjadi contoh nyata bagaimana ide-ide dari kampus bisa berdampak luas jika diarahkan dengan strategi dan pendampingan yang tepat. Generasi muda tak lagi sekadar menyumbang gagasan, tetapi terlibat aktif dalam mewujudkan perubahan yang berakar pada kebutuhan nyata masyarakat.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
