SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) terus mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) guna menjawab tantangan dunia kerja yang kian kompleks. Salah satu upaya strategis dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan upskilling di bidang administrasi perkantoran untuk para santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri.
Program pelatihan yang dilaksanakan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Latihan Kerja (BLK) Kediri ini bertujuan membekali para peserta dengan keterampilan praktis dan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Kepala Disnakertrans Jatim, Sigit Priyanto, S.T., M.M., menjelaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar memberikan pengetahuan teoritis, melainkan juga mengasah kemampuan teknis para peserta.
"Pelatihan ini dirancang agar peserta memiliki keterampilan praktis sesuai standar kompetensi industri. Dengan begitu, mereka bisa lebih siap bersaing di dunia kerja, atau bahkan menciptakan peluang usaha sendiri," ujarnya dalam sambutan pembukaan pelatihan di Aula Muktamar Ponpes Lirboyo, Rabu (9/7/2025).
Program ini berlangsung selama 33 hari, dimulai dari 14 Juli hingga 27 Agustus 2025. Para santri akan mempelajari berbagai aspek administrasi modern, termasuk pengelolaan dokumen digital, penguasaan perangkat lunak perkantoran, keterampilan komunikasi profesional, serta pemahaman prosedur administrasi berbasis teknologi.
Ponpes Lirboyo dipilih sebagai mitra strategis dalam program ini karena dianggap memiliki potensi besar dalam pengembangan SDM pesantren. Menurut Sigit, ketersediaan fasilitas dan dukungan instruktur menjadikan pesantren ini cocok menjadi lokasi pelatihan perdana.
"Santri di sini punya semangat belajar yang tinggi. Setelah pelatihan, mereka bisa menerapkan ilmunya langsung di lingkungan pondok, sekaligus memperkuat kontribusi dalam pembangunan SDM daerah," jelasnya.
Tahap awal pelatihan melibatkan 16 santri. Ke depan, program ini akan berlanjut secara bertahap dan berjenjang, menyesuaikan dengan anggaran dan evaluasi hasil pelaksanaan.
Kepala BLK Kediri, Wahyu Suryo Herminoko, menyatakan bahwa lembaganya siap memberikan dukungan penuh dalam peningkatan kompetensi tenaga kerja. Selain pelatihan, peserta juga berkesempatan mendapatkan sertifikasi keterampilan.
"Kami terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam dunia kerja melalui skilling, upskilling, dan reskilling. Harapannya, lahir generasi santri yang tidak hanya paham agama, tapi juga unggul secara profesional," terang Wahyu.
Pimpinan Umum Ponpes Lirboyo, KH. Agus HM. Adibussholeh Anwar atau Gus Adib, menyambut positif program ini. Menurutnya, santri yang dibekali dengan skill praktis akan menjadi pribadi yang lebih lengkap dalam pengabdian kepada masyarakat.
"Santri itu sudah dibentuk untuk khidmat kepada umat. Kalau mereka punya tambahan keterampilan seperti administrasi atau akuntansi, maka akan lebih siap terjun langsung membantu masyarakat," ujar Gus Adib.
Ia berharap pelatihan serupa bisa terus dilanjutkan dan diperluas ke bidang keterampilan lainnya yang dibutuhkan di kehidupan nyata.
Sebagai tambahan, pelatihan juga mencakup materi akuntansi agar para santri tidak hanya bisa membaca laporan keuangan, tetapi juga mampu memverifikasi dan mengevaluasinya.
Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Sekretaris Disnakertrans Jatim Agus Gunawan, Kepala UPT BLK Jombang, Nganjuk, dan Tuban, serta jajaran pengurus Ponpes Lirboyo. Kegiatan ini menandai sinergi nyata antara pemerintah dan lembaga pendidikan keagamaan dalam menciptakan SDM unggul, adaptif, dan kompetitif.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
