Ia juga menekankan pentingnya mengamalkan Trisakti Bung Karno sebagai pijakan ideologis perjuangan GMNI. Menurutnya, nilai-nilai Trisakti harus dihidupi, bukan sekadar diucapkan.
“Prinsip Trisakti tidak boleh berhenti di kerongkongan. Kader GMNI wajib meneguhkannya dalam tindakan nyata,” tegas Risyad.
Sebagai langkah awal kepemimpinannya, Risyad menyatakan niat untuk merangkul seluruh elemen GMNI, termasuk DPC dan DPD yang belum sempat hadir dalam kongres. Baginya, GMNI yang kuat adalah GMNI yang utuh, tanpa sekat.
“Sebagai anak ideologis Bung Karno, kita harus mengedepankan persatuan. Tidak ada lagi dikotomi, semua harus kembali dalam satu barisan merah,” katanya.
Sementara itu, Sekjen terpilih Patra Dewa juga menegaskan pentingnya rekonsiliasi nasional dalam tubuh GMNI. Ia mengajak seluruh kader untuk mengakhiri konflik dan membangun kembali organisasi berbasis semangat gotong royong.
“Ini bukan soal siapa yang menang. Ini awal dari lembaran baru GMNI yang lebih inklusif dan progresif. Mari rajut kembali merahnya perjuangan,” ucap Patra.
Menurutnya, GMNI saat ini berada pada persimpangan penting sejarah. Oleh karena itu, tantangan ke depan bukan soal perebutan kursi, tapi bagaimana menghidupkan ide dan cita-cita kerakyatan.
“GMNI harus jadi rumah besar untuk seluruh anak bangsa. Bukan hanya tempat berkumpulnya anak ideologis Bung Karno, tapi juga ruang perjuangan bagi seluruh pemuda progresif,” tutup Patra.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
