Kisah Pilu Nenek Elina Picu Reaksi Keras Pemuda Surabaya, Arek Suroboyo Bersatu Tolak Provokasi Suku
SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Gelombang keprihatinan atas insiden yang menimpa Nenek Elina (80) terus mengalir di Kota Pahlawan. Bukan hanya kecaman, namun juga solidaritas nyata datang dari Karang Taruna hingga pemuda lintas suku di Surabaya yang bersatu menolak segala bentuk kekerasan dan upaya memecah belah warga.
Keprihatinan itu diwujudkan dalam deklarasi bertajuk “Sumpah 100% Arek Suroboyo” yang digelar di Plaza Internatio, Surabaya. Kegiatan ini menjadi simbol perlawanan moral terhadap provokasi, diskriminasi, dan aksi perusakan yang dinilai mencederai nilai kebersamaan warga kota.
Deklarasi tersebut diinisiasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Surabaya sebagai upaya menyatukan kembali semangat persaudaraan pascainsiden perusakan rumah yang dialami seorang lansia.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan pentingnya peran pemuda dalam menjaga kondusivitas kota. Ia mengingatkan agar Arek Suroboyo tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang sengaja mengaitkan persoalan hukum dengan latar belakang suku tertentu.
“Arek-arek Surabaya jangan pernah terprovokasi. Jangan pernah arek Surabaya diadu,” ujar Eri Cahyadi di hadapan para pemuda.
Menurutnya, Surabaya dibangun dari keberagaman karakter, budaya, dan suku bangsa. Justru perbedaan itulah yang selama ini menjadi kekuatan kota, bukan sumber konflik. Karena itu, ia mengajak generasi muda berani bersikap tegas menolak segala bentuk diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan.
“Jaga Surabaya dengan keberanian, tapi tetap beradab dan santun sesuai aturan. Kalau ada diskriminasi, Surabaya tidak boleh diam,” tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
