Irfa mencontohkan negara-negara seperti Taiwan, Thailand, Jepang, atau Prancis yang memanfaatkan restoran warga negara mereka di luar negeri sebagai sarana gastrodiplomasi.
“Makanya, tidak terbatas pada event internasional. Pemerintah Indonesia juga bisa belajar dari strategi gastrodiplomasi negara lain,” katanya.
Salah satu contohnya Kimchi Diplomacy dan Global Hansik Campaign yang dilakukan Korea Selatan. Mereka menggunakan selebriti, idol, chef, hingga film untuk mempromosikan makanan.
Sementara, Thailand memiliki Global Thai Programme yang memberikan sertifikasi restoran Thailand di luar negeri serta pemberian visa inisiatif bagi para Thai Chef.
Intinya, imbuh Irfa, pemerintah tidak boleh berhenti hanya pada satu event internasional seperti MotoGP. Berbagai media bisa digunakan untuk mengenalkan kuliner Nusantara, dan pemerintah harus mengetahui saluran apa saja yang mampu menyukseskan agenda gastrodiplomasi.
“Gastrodiplomasi tidak bisa dipandang remeh karena bisa menjadi kekuatan ekonomi dan meningkatkan investasi pula,” tutupnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait