Dalam kunjungannya, Panel juga menghadiri rapat koordinasi bersama OJK, Forum Rektor Indonesia, dan Majelis Tinggi Negeri Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk membahas peran kampus dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Koperasi Merah Putih di Surabaya dirancang berbeda dari koperasi desa. Fokusnya adalah koperasi konsumen di wilayah perkotaan, dengan peran strategis sebagai instrumen pengendalian inflasi.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan Surabaya, Febrina Kusumawati, mengatakan 153 koperasi primer akan menjadi ujung tombak pemenuhan kebutuhan masyarakat. Selain itu, pemerintah kota menyiapkan Distribution Center untuk mengatur pasokan barang, termasuk beras dalam jumlah besar dari wilayah sekitar.
“Semua konsep sudah siap, termasuk dukungan aplikasi. Kami berharap Surabaya bisa menjadi model koperasi perkotaan yang menginspirasi 97 kota lain di Indonesia,” ujar Febrina.
Dengan sistem yang terintegrasi, Koperasi Merah Putih diharapkan bukan hanya menjadi penyedia kebutuhan pokok murah bagi warga, tetapi juga memperkuat posisi tawar produsen lokal melalui mekanisme keanggotaan koperasi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
