SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Situasi kemanusiaan di Palestina semakin memburuk dan membuat dunia internasional prihatin. Kesaksian terbaru datang dari dr. Yeni, General Manager Kesehatan Dompet Dhuafa, yang saat ini menjadi relawan kemanusiaan di Gaza. Ia menggambarkan bagaimana warga Palestina terus hidup dalam ketakutan akibat serangan bertubi-tubi dari militer Israel.
Dalam keterangannya, dr. Yeni mengungkap peristiwa tragis yang terjadi baru-baru ini. Sebuah tenda pengungsian dibom pada malam hari, menewaskan satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak. Belum berhenti di situ, esok paginya sebuah sekolah di kawasan Abu Iskandar Sheikh Radwan juga diserang, menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai sekitar 40 lainnya. Tim ambulans Dompet Dhuafa yang bertugas di Gaza segera turun tangan melakukan evakuasi korban di tengah kondisi mencekam.
“Setiap hari, kami melihat nyawa melayang. Tenda pengungsi, sekolah, hingga fasilitas umum tak luput dari serangan. Ambulans Dompet Dhuafa terus bergerak, meski penuh risiko,” ujar dr. Yeni.
Situasi di Gaza utara disebut berada di ambang krisis kemanusiaan yang semakin parah. Ancaman pendudukan penuh oleh Zionis Israel membuat warga kehilangan rasa aman. Ribuan keluarga terpaksa mengungsi tanpa kepastian, sementara kebutuhan pangan, air bersih, dan obat-obatan semakin sulit dipenuhi.
Kondisi fasilitas kesehatan pun kian memprihatinkan. Sejumlah rumah sakit utama seperti Hamad Hospital, Al-Shifa, Baptist Hospital, hingga Al-Quds Hospital di Tel Al-Hawa dilaporkan hampir kolaps akibat melonjaknya jumlah korban. Kapasitas ruang perawatan tidak mampu menampung pasien, sementara pasokan medis menipis. Rumah sakit lapangan di Al-Saraya pun menghadapi tekanan berat karena jumlah korban terus bertambah setiap hari.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
