Tangis Pelaku Mutilasi Pecah di Persidangan, Ngaku Rindu Anak yang Menanyakan Dirinya!

Zainul Arifin
Terdakwa kasus mutilasi, Rohmad Tri Hartanto alias Antok, tak kuasa menahan tangis. Foto iNewsSurabaya/zainul

KEDIRI, iNewsSurabaya.id – Suasana ruang sidang di Pengadilan Negeri Kediri mendadak hening ketika terdakwa kasus mutilasi, Rohmad Tri Hartanto alias Antok, tak kuasa menahan tangis. Air matanya pecah saat ia menceritakan kerinduan anaknya yang terus menanyakan keberadaannya.

Sidang lanjutan yang digelar Senin (26/8/2025) itu menghadirkan dakwaan berat terhadap Rohmad. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwanya dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana atas kematian tragis Uswatun Khasanah.

Di hadapan majelis hakim, JPU Ichwan Kabalmay menegaskan bahwa kasus ini tidak bisa dianggap sebagai tindak spontan belaka. Menurutnya, terdapat indikasi kuat adanya unsur perencanaan dan kekejaman dalam tindakan terdakwa.

“Pembelaan adalah hak, tapi jangan lupakan keluarga korban yang kehilangan secara tragis. Keadilan bukan hanya untuk terdakwa, melainkan juga untuk korban,” tegas Ichwan.

Jaksa memastikan unsur Pasal 340 KUHP terpenuhi, dan akan memberikan tanggapan resmi dalam sidang berikutnya.

Di sisi lain, tim penasihat hukum terdakwa menolak keras dakwaan jaksa. Apriliawan Adi Wasisto, salah satu kuasa hukum, menilai bahwa apa yang terjadi hanyalah aksi spontan yang dipicu emosi sesaat, bukan perbuatan yang direncanakan.

“Kami menolak Pasal 340. Fakta persidangan justru menunjukkan peristiwa ini lebih tepat masuk ke Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian, serta Pasal 181 KUHP terkait penelantaran jenazah,” ujarnya.

Penasihat hukum lain, Bambang Rico Bramantara, juga menambahkan bahwa tindakan kliennya lahir dari dorongan emosional sesaat. “Dari kesaksian yang ada, tidak ditemukan bukti kuat adanya rencana sebelumnya. Perbuatan ini terjadi secara impulsif,” tegasnya.

Kasus yang menyita perhatian publik ini masih akan berlanjut. Sidang berikutnya dijadwalkan Senin pekan depan dengan agenda replik dari jaksa atas pembelaan tim penasihat hukum.

Perjalanan persidangan Rohmad menjadi sorotan, bukan hanya karena kasusnya yang mengerikan, tetapi juga karena menyangkut dilema besar: apakah perbuatannya merupakan hasil perencanaan dingin, ataukah luapan emosi sesaat yang berujung pada tragedi.

 

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network