SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Tingkat inklusi keuangan syariah di Indonesia masih tertinggal dibanding literasinya. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2025 mencatat inklusi keuangan syariah baru menyentuh 13,41%, sementara literasi keuangan syariah nasional sudah mencapai 43,42%. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pemahaman masyarakat dengan praktik penggunaan produk keuangan berbasis syariah.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pentingnya percepatan penguatan ekonomi syariah saat membuka Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Regional Jawa 2025 di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (12/9/2025).
“Dengan langkah bersama, insyaallah ekonomi syariah tidak hanya tumbuh, tetapi mampu bertransformasi menjadi lebih produktif, mandiri, inklusif, dan adaptif terhadap perkembangan digital,” ujar Khofifah.
Khofifah menekankan bahwa FESyar bukan sekadar agenda tahunan, melainkan gerakan sosial-ekonomi lintas sektor yang diharapkan dapat memperkuat stabilitas ekonomi masyarakat.
“Mari kita jadikan FESyar Jawa 2025 sebagai momentum memperkuat stabilitas ekonomi demi terwujudnya masyarakat Jawa Timur dan Indonesia yang semakin sejahtera dan bermartabat,” tambahnya.
Jawa Timur saat ini semakin memantapkan diri sebagai salah satu pusat ekonomi dan keuangan syariah nasional. Dengan jumlah penduduk mencapai 42,09 juta jiwa, di mana 97,28% merupakan muslim, potensi pengembangan ekonomi syariah di Jatim sangat besar.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
