Tak hanya transaksi, ajang ini juga diramaikan dengan pagelaran busana batik. Batik Erna Surodinawan serta Rasuan Lampahan by Lyna Desriana tampil memukau, diperagakan oleh Raka–Raki Jawa Timur.
“Batik adalah warisan leluhur yang harus terus dilestarikan. Semoga kecintaan masyarakat terhadap batik semakin tumbuh, bahkan bisa mendunia,” kata Umi.
Hasil pertemuan bisnis ini terbilang luar biasa. Dalam sehari, nilai transaksi mencapai Rp1,661 triliun. Dari jumlah tersebut, Jawa Timur membukukan penjualan Rp1,574 triliun, sedangkan pembelian produk asal Kalsel menembus Rp86,8 miliar.
Produk Jatim yang paling diminati antara lain telur, daging ayam, sapi, kambing, kopi, apel, jeruk, rempah, pupuk, bahan bangunan, fashion, hingga liquid brown sugar.
Sementara dari Kalsel, produk unggulan yang menarik minat pembeli meliputi arang halaban, arang batok kelapa, veneer kayu, hasil perikanan (bandeng, patin, udang), hingga frozen food.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya misi dagang ini sebagai langkah memperkuat jejaring lintas daerah.
“Ini bukan hanya soal transaksi, tapi bagaimana kita membangun sinergi, kolaborasi, dan jaringan perdagangan, baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Senada, Sekdaprov Kalsel Muhammad Syarifuddin menilai agenda ini menjadi momentum istimewa. “Kami berharap misi dagang ini terus memberi stimulus positif bagi pertumbuhan ekonomi kedua daerah,” ucapnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
