SAMPANG, iNewsSurabaya.id – Isak tangis pecah saat mobil ambulans berhenti di depan rumah sederhana milik keluarga Abdul Fattah di Desa Asemnonggal, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura. Pemuda 18 tahun itu pulang untuk terakhir kalinya — bukan sebagai santri yang membawa ilmu, melainkan sebagai korban tragedi ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Jenazah Abdul Fattah tiba di kampung halamannya, Senin (6/10/2025), setelah menempuh perjalanan panjang dari Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Sebelumnya, pihak rumah sakit telah melakukan proses identifikasi melalui pemeriksaan gigi dan sejumlah barang pribadi milik korban.
Begitu peti jenazah diturunkan dari ambulans, suasana berubah menjadi haru. Tangisan keluarga, tetangga, hingga teman masa kecilnya pecah, mengiringi kepergian santri muda yang dikenal pendiam dan rajin mengaji itu.
Tak lama berselang, jenazah disalatkan di masjid desa sebelum dimakamkan di pemakaman umum Dusun Pendeh, Desa Asemnonggal. Ratusan warga tampak ikut mengantarkan kepergian almarhum hingga ke liang lahat.
Kepala BPBD Sampang, Fajar Arif, membenarkan bahwa Abdul Fattah merupakan salah satu korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan musala Ponpes Al-Khoziny.
“Benar, almarhum Abdul Fattah adalah warga Sampang yang sedang menuntut ilmu di Sidoarjo. Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya dan telah membantu proses pemulangan jenazah hingga ke rumah duka,” ujar Fajar, Selasa (7/10/2025).
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
