GRESIK, iNewsSurabaya.id – Pulau Bawean di Kabupaten Gresik memiliki warisan maritim unik yang telah melewati lintas generas, perahu jhukong. Perahu bercadik tradisional ini menjadi simbol kehidupan nelayan Bawean sekaligus identitas budaya masyarakat pesisir yang masih bertahan hingga kini.
Jhukong dikenal memiliki bentuk khas dengan dua cadik bambu yang disebut kater. Kedua cadik melengkung itu berfungsi menjaga keseimbangan perahu saat diterjang ombak laut.
Bahan utamanya berasal dari kayu binong, yang diolah dari satu batang utuh dan dilubangi di bagian tengah, menyisakan dinding tepi dan dasar geladak. Teknik pembuatan ini dalam istilah pelaut dikenal sebagai perahu lesung, yang membutuhkan keahlian turun-temurun dari para pengrajin Bawean.
Bagi nelayan Bawean, jhukong bukan sekadar alat tangkap ikan. Sejak dahulu, perahu ini juga menjadi alat transportasi laut utama, penghubung antar desa, bahkan sarana mobilitas antarpulau. Karena nilai sejarah dan fungsinya yang tinggi, masyarakat Bawean sepakat untuk melestarikan jhukong agar tetap menjadi bagian penting dari kehidupan dan kebudayaan mereka.
“Kami ingin jhukong tetap lestari dan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang,” ujar Kyai Ali Masyhar, tokoh masyarakat Bawean, Gresik.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
