Terminal ini juga menambah area penumpukan kontainer dengan membuka CY baru, hasil koordinasi dengan Pelindo Regional 3 untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia.
TPK Nilam mengambil pendekatan berbeda dengan memperkuat fleksibilitas area dan kolaborasi antar terminal. Beberapa strategi yang diterapkan meliputi: Mengalihkan fungsi CY transshipment menjadi area backup penumpukan, Mengubah CY bongkar menjadi CY muat, kolaborasi penumpukan dengan TPK Berlian untuk meningkatkan kapasitas, Menerapkan pola maintenance pada akhir jam kerja tanpa menunggu kapal berangkat
Pendekatan ini membuat operasional tetap stabil meski intensitas arus meningkat selama periode Nataru.
Direktur Utama Terminal Teluk Lamong, David Pandapotan Sirait, menegaskan bahwa kesiapan tiga terminal tersebut menjadi kunci menjaga kelancaran logistik nasional ketika permintaan meningkat tajam di akhir tahun.
“Dengan seluruh persiapan ini, TTL memastikan peningkatan volume petikemas selama periode Nataru dapat ditangani dengan lancar, aman, dan efisien. Peningkatan kapasitas, fleksibilitas area, dan optimalisasi peralatan di seluruh terminal adalah bukti nyata kesiapan kami,” ujar David.
Ia menambahkan, seluruh langkah strategis tersebut dipersiapkan untuk mempercepat port stay kapal dan memperlancar pergerakan kargo.
“Prioritas kami adalah memastikan arus logistik nasional tetap terjaga,” tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
