SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menerjunkan sekitar 1.200 mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis community service pada semester ini.
Program tersebut difokuskan di 23 desa binaan di Kecamatan Pacet dan Trawas, Kabupaten Mojokerto, serta delapan kelurahan di Kota Surabaya.
Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat Kepada Masyarakat LPPM Untag Surabaya, Eko April Arianto, mengatakan KKN kali ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat melalui inovasi teknologi tepat guna dan penguatan ketahanan masyarakat.
“Setiap kelompok mahasiswa wajib menghasilkan empat inovasi teknologi. Inovasi ini diarahkan untuk menyelesaikan persoalan mitra, terutama yang berkaitan dengan produksi UMKM, kelompok tani, Pokdarwis, BUMDes, PKK, hingga Karang Taruna,” ujar Eko, Kamis (18/12/2025).
Dari 23 desa binaan di Mojokerto, mahasiswa menghasilkan sekitar 92 hingga 100 unit alat inovasi. Selain itu, mahasiswa juga melakukan berbagai kegiatan pendukung, seperti penyuluhan, pelatihan, pendampingan, hingga evaluasi dampak penerapan inovasi di masyarakat.
“Mahasiswa tidak hanya menyerahkan alat, tetapi juga harus mengukur dampaknya. Apakah ada peningkatan produktivitas, kualitas, variasi produk, atau dampak ekonomi bagi mitra,” katanya.
Selain inovasi alat, mahasiswa juga berkolaborasi dengan mitra desa untuk mengembangkan variasi produk, meski jumlah dan jenisnya disesuaikan dengan potensi masing-masing desa.
Menurut Eko, sejumlah desa yang menjadi lokasi KKN merupakan desa binaan Untag Surabaya yang telah didampingi secara berkelanjutan. Oleh karena itu, setiap kelompok mahasiswa diwajibkan melanjutkan program sebelumnya tanpa mengulang kegiatan yang sama.
“Pendekatannya berkelanjutan. Ada kesinambungan program agar problem desa benar-benar bisa diselesaikan secara bertahap,” jelasnya.
Pada tahun ini, Untag Surabaya juga menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Timur. Kerja sama tersebut dilakukan karena sebagian desa di Pacet dan Trawas masuk kategori waspada penyebaran narkotika.
“Mahasiswa dibekali materi P4GN langsung dari BNN. Saat terjun ke masyarakat, mereka wajib melakukan penyuluhan pencegahan penyalahgunaan narkotika, mulai dari remaja hingga anak-anak usia sekolah dasar,” ungkap Eko.
Sementara itu, sekitar 700–800 mahasiswa KKN ditempatkan di Kota Surabaya dengan fokus pada penguatan Program Kampung Pancasila. Kontribusi mahasiswa diarahkan pada isu urban farming, penanganan stunting, pengelolaan sampah, P4GN, serta pendampingan UMKM, termasuk pengurusan legalitas usaha seperti NIB, PIRT, dan sertifikasi halal.
“KKN ini kami kemas sebagai mata kuliah community service yang dikelola LPPM. Di Surabaya fokusnya Kampung Pancasila, sedangkan di Mojokerto pada pengembangan pariwisata desa, UMKM, dan sumber daya manusia,” tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
