Dokter Ingatkan Pentingnya Penanganan Dini untuk Pemulihan Pasien Stroke

Lukman Hakim
Dokter spesialis saraf dr Cindy Cecilia, Sp.N. (Foto : Lukman Hakim).

SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Dokter spesialis saraf dr Cindy Cecilia, Sp.N menegaskan bahwa hanya sebagian kecil pasien stroke yang bisa kembali pulih seperti semula. Kondisi itu sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan penanganan sejak awal serangan stroke.

“Pasien yang bisa kembali normal itu jumlahnya kecil. Karena pemulihan pasca stroke dimulai sejak awal pasien sakit, bukan di akhir. Kalau dari awal penanganannya terlambat atau tidak tepat, banyak sel saraf sudah mati, sehingga pemulihannya tidak akan maksimal,” ujar dr Cindy di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jalan Indrapura, Surabaya, Jumat (19/12/2025).

Menurutnya, banyak pasien datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi terlambat. Sehingga peluang perbaikan fungsi saraf menjadi semakin kecil. Padahal, jika pasien ditangani tepat waktu sejak fase akut dan menjalani proses pemulihan secara disiplin, peluang untuk membaik bahkan pulih sempurna tetap ada.

“Kalau datang on time, ditangani dari fase akut sampai rehabilitasi, dan pasien disiplin, bisa membaik sempurna. Tapi kenyataannya, kebanyakan pasien di Surabaya datangnya sudah terlambat,” katanya.

dr Cindy menjelaskan, pemulihan pasca stroke atau restorasi harus tetap dijalani meski pasien datang dalam kondisi terlambat. Restorasi meliputi latihan fisik, fisioterapi, latihan berjalan dan makan, hingga terapi modulasi listrik atau magnet seperti Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).

“Kalau tidak dijalani, fungsi tubuh justru akan semakin menurun. Bukan karena obatnya kurang, tapi karena pasien tidak kembali untuk latihan,” tegasnya.

Ia menambahkan, tanpa rehabilitasi yang berkelanjutan, kondisi pasien tidak hanya stagnan, tetapi bisa semakin memburuk dan sulit kembali ke fungsi sebelumnya. 

Terkait penyebab keterlambatan penanganan, dr Cindy mengungkapkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang stroke, terutama di kalangan ekonomi menengah ke bawah. 

Dari hasil survei kecil yang pernah ia lakukan, banyak warga menganggap stroke sebagai penyakit “kutukan” atau penyakit yang tidak mungkin disembuhkan.

“Mereka merasa stroke itu nggak bisa diapa-apain, nggak mungkin kembali normal. Akhirnya pasrah di rumah. Ada juga yang menunggu keputusan keluarga besar, sehingga datang ke rumah sakit jadi terlambat,” jelasnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network