BANYUWANGI, iNewsSurabaya.id – Hari Ibu menjadi momen yang tak akan pernah dilupakan bagi sejumlah warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi, Jawa Timur. Di balik jeruji besi, rasa rindu yang lama terpendam akhirnya luruh dalam pelukan hangat seorang ibu.
Suasana haru menyelimuti area lapas saat para warga binaan diberi kesempatan bertemu langsung dengan ibunda mereka. Tangis bahagia pecah seketika ketika tangan-tangan yang lama terpisah kembali bersua, memeluk dan mencium tangan ibu sebagai ungkapan cinta, rindu, dan penyesalan yang tak terucap selama ini.
Momen penuh makna itu semakin menggetarkan hati ketika pihak Lapas Banyuwangi menghadirkan prosesi basuh kaki ibu. Satu per satu warga binaan berlutut, membasuh kaki ibunda mereka, lalu memeluknya erat. Tak sedikit air mata jatuh, baik dari sang anak maupun ibu yang selama ini hanya bisa mendoakan dari kejauhan.
Kepala Lapas Banyuwangi, I Wayan Nurasta Wibawa, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni peringatan Hari Ibu, melainkan ruang perenungan yang sengaja dihadirkan untuk menggugah kesadaran batin warga binaan.
“Kami ingin menumbuhkan kembali rasa hormat dan kasih sayang kepada ibu. Sosok yang tanpa lelah merawat, membesarkan, dan mendidik mereka. Momen ini menjadi pengingat bahwa sejauh apa pun seseorang melangkah dalam kesalahan, doa ibu selalu menjadi jalan untuk pulang,” ujar Wayan.
Menurutnya, pertemuan emosional ini diharapkan menjadi titik balik bagi warga binaan agar benar-benar menyesali kesalahan masa lalu dan berkomitmen mengikuti seluruh program pembinaan dengan sungguh-sungguh.
“Kami berharap mereka tidak hanya terharu sesaat, tetapi mampu menjadikan momen ini sebagai kekuatan untuk berubah dan memperbaiki diri selama menjalani masa pidana,” tambahnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
