SURABAYA, iNewsSurabaya.id – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas justru kian bersinar. Hingga akhir 2025, tren harga logam mulia diproyeksikan terus menguat dan diperkirakan berlanjut sampai 2026. Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi masyarakat, khususnya generasi milenial, untuk mulai menata masa depan melalui investasi yang aman dan berkelanjutan.
Melihat peluang tersebut, Pegadaian menyatakan optimisme dalam menyambut akhir tahun 2025 hingga memasuki 2026. Penguatan harga emas dinilai bukan hanya sebagai peluang bisnis, tetapi juga momentum penting untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan masyarakat, terutama di Jawa Timur.
Pimpinan Wilayah Pegadaian Kantor Wilayah XII Surabaya, Beni Martina Maulan, menegaskan bahwa emas memiliki peran strategis dalam membangun fondasi keuangan jangka panjang. Menurutnya, tren positif harga emas perlu dimanfaatkan secara cerdas oleh masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kami melihat tren harga emas yang terus menguat hingga tahun depan sebagai peluang besar. Ini bukan hanya soal investasi, tetapi bagaimana emas bisa menjadi fondasi keuangan masyarakat secara berkelanjutan,” ujar Beni.
Jawa Timur menjadi salah satu wilayah prioritas pengembangan Pegadaian. Dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai sekitar 23 juta jiwa, potensi pasar dinilai masih sangat luas. Saat ini, tingkat pemanfaatan layanan Pegadaian di Jawa Timur baru berada di kisaran 6,4 persen, angka yang menunjukkan masih besarnya ruang pertumbuhan.
“Angka ini menggambarkan bahwa Pegadaian masih punya peluang besar untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Tantangan kami adalah mendekatkan layanan, terutama kepada generasi milenial,” jelasnya.
Menjawab tantangan tersebut, Pegadaian mulai menggeser strategi dengan fokus pada segmen milenial yang mendominasi struktur demografi Jawa Timur. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah menghadirkan aplikasi digital Tring, yang diluncurkan pada Oktober lalu.
Aplikasi ini dirancang untuk memudahkan transaksi, khususnya investasi emas, secara praktis, aman, dan transparan. Melalui platform digital tersebut, milenial kini dapat berinvestasi emas kapan saja tanpa harus datang langsung ke kantor Pegadaian.
“Lewat aplikasi Tring, investasi emas menjadi lebih mudah dan bisa diakses kapan pun. Kami ingin milenial merasa bahwa Pegadaian adalah bagian dari gaya hidup finansial mereka,” tambah Beni.
Lebih jauh, Pegadaian tidak hanya menawarkan investasi emas sebagai instrumen simpanan. Perusahaan juga membangun ekosistem keuangan berbasis emas, di mana emas yang dimiliki nasabah dapat dimanfaatkan sebagai dasar pembiayaan. Mulai dari modal usaha, biaya pendidikan, hingga pengembangan UMKM, seluruhnya dapat berangkat dari investasi emas yang telah dimiliki.
“Emas tidak lagi hanya disimpan, tapi bisa menjadi aset produktif yang mendukung berbagai kebutuhan hidup,” tegasnya.
Meski layanan digital terus diperkuat, Pegadaian menegaskan bahwa produk gadai tetap menjadi tulang punggung perusahaan. Di sisi lain, layanan kredit mikro juga terus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan pelaku UMKM, yang sebagian besar berasal dari kalangan milenial.
Dengan mengombinasikan kekuatan produk gadai, investasi emas, serta digitalisasi layanan, Pegadaian Kanwil XII Surabaya optimistis mampu meningkatkan volume transaksi sekaligus memperluas jangkauan layanan hingga tahun 2026.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
