SURABAYA, iNews.id - Kelangkaan BBM jenis solar sempat terjadi awal pekan ini. Kini, distribusi solar ke sejumlah SPBU berangsur normal.
Langkanya solar beberapa waktu lalu sempat membuat pengusaha jasa angkutan kelimpungan.
Ketua Organda Tanjung Perak, Kodi Lamahayu menyebutkan, kelangkaan solar jelas berimbas ke distribusi logistik. Terlebih, ada aturan dari BPH Migas terkait batasan pembelian solar seperti roda 6 yang hanya boleh membeli maksimal 80 liter solar per hari.
"Untuk kendaraan yang memiliki roda lebih dari 6 hanya boleh beli 130 liter per hari," Kata Kodi, Jumat (8/4/2022).
Menurut dia, kelangkaan solar paling parah terjadi pada awal pekan ini selama 3 hari. Namun, dirinya bersyukur karena kondisi itu tak berlangsung lama. "Ternyata, Kamis (7/4/) agak mendingan. Artinya, masih ada ketersedian, tapi kelangkaan 3 hari itu otomatis berimbas pada logistik karena menghambat bongkar muat kapal," ujar dia.
Meski begitu, pihaknya mengaku tak pernah menaikkan biaya angkut meski solar sempat langka. Sebab, harga solar tak pernah berubah. "Kami tidak pernah menaikkan biayanya, karena selama 6 sampai 10 tahun belakangan ini harga solar stabil dengan harga Rp 5.150. Karenanya, tidak ada alasan kami menaikkan ongkos angkut, mengingat inflasi juga tidak terlalu tinggi," tutur dia.
Kodi mengungkapkan, pascapandemi Covid-19 atau PPKM dan PSBB, otomatis faktor muat dari Organda menurun. Namun, kini sudah bergerak naik. "Jadi, enggak mungkin kami menaikan biaya angkut dan kami tidak akan menggunakan Dexlite atau Pertaminadex apabila solar subsidinya habis," jelas Kodi.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait