Lebih lanjut, uji fitokimia yang dilakukan menggunakan larutan asam klorida. Asam klorida direaksikan dengan ekstrak biji buah butun yang kemudian dikocok selama 10 detik.
Hasil pengocokan menunjukkan bahwa larutan berbuih. Dengan demikian uji fitokimia yang dilakukan menghasilkan kesimpulan bahwa biji buah butun mengandung saponin.
Busa dapat terbentuk karena saponin mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan air. Buih di sini dimaksudkan sebagai suatu struktur yang relatif stabil yang terdiri dari kantong udara terbungkus dalam lapisan tipis cairan.
"Sehingga dispersi gas dalam cairan yang distabilkan oleh suatu zat penurun tegangan permukaan, dalam hal ini adalah molekul saponin," paparnya.
Kondisi ikan kerapu cantang setelah diberi anestesi dari ekstraksi buah butun
Setelah melewati berbagai proses penelitian, pemuda yang akrab disapa Rama ini menyimpulkan, ekstrak biji Barringtonia asiatica sangat berpotensi sebagai bahan anestetik dengan senyawa metabolit sekunder saponin yang dibuktikan dari pengukuran secara kuantitas dan kualitas melalui uji fitokimia.
Hasil terbaik adalah pemingsanan ikan dengan konsentrasi 15 mg/L yang dapat digunakan untuk transportasi rantai kering kerapu cantang selama tidak lebih dari 8 jam dengan tingkat kelangsungan hidup 100 persen.
Ekstrak biji Barringtonia asiatica atau butun saat proses anestesi juga mengakibatkan penurunan respon ikan dan gerak operkulum yang melambat, sehingga akan menurunkan tingkat respirasi ikan yang akan mengganggu proses metabolisme.
"Turunnya metabolisme menyebabkan ikan sulit merespon dan akan terjadi penurunan kerja otak pada ikan," ujar Rama.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait