SURABAYA, iNews.id - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur (Jatim) mengajak seluruh pengurus Badan Pengiris Daerah (BPD) HIPMI dan Badan Pengurus Cabang (BPC) HIPMI se- Jatim untuk melakukan refleksi dan berbagi pengalaman dengan senior HIPMI yang telah sukses meniti karier.
Silaturahmi yang diikuti oleh sekitar 300 pengurus BPC dan BPD HIPMI Jatim tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dan sejumlah Mantan Ketua Umum HIPMI Jatim lintas periode.
Diantaranya, Adik Dwi Putranto, Diar Kusuma Putra, M Rizal, Bagus Haryo Suseno dan Giri Bayu Kusuma.
Hadir juga secara virtual Mantan Ketua Umum HIPMI Jatim Ali Affandi dan AA LaNyalla Mahmud Mattalitti yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Pada kesempatan tersebut, Adik Dwi Putranto yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim berbagi pengalaman bagaimana kondisi HIPMI Jatim saat ia mimpin.
Menurutnya, di masa kepengurusannya pada tahun 2000-2003, anggota HIPMI Jatim diwarnai pengusaha yang bergerak di sektor konstruksi dan suplier.
Kedua sektor tersebut sangat tergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
"Sulit sekali usaha lain selain mengandalkan APBN dan APBD. Dan memang waktu itu mencari uang secara cepat dan gede ya dari proyek APBN dan APBD. Untungnya di saat saya memimpin, HIPMI sangat dekat dengan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Sehingga mereka selalu memberikan kesempatan kepada kami untuk ikut mengerjakan proyek," aku Adik saat sharing season di acara Silaturahmi HIPMI Jatim, Selasa (19/4/2022) malam.
Kondisi tersebut jauh berbeda dengan saat ini, dimana pengusaha muda lebih inovatif dan pandai membaca peluang pasar.
Mereka justru lebih sukses jika berbisnis di luar anggaran APBN dan APBD.
Apalagi aturan dalam pengerjaan proyek APBN dan APBD saat ini juga sangat rumit.
Sehingga terjadi seleksi alam, hanya pengusaha tangguh dan inovatif yang mampu bertahan dan berkembang.
Adik juga berbagi pengalaman saat menjadi Ketua Umum Kadin Jatim dan melakukan misi dagang ke berbagai daerah di luar Jatim dengan membawa pengusaha UMKM.
Mereka dengan mudahnya melakukan transaksi miliaran rupiah hanya dalam hitungan hari.
"Sekali mereka membeli bahan nilainya cukup besar. Kemarin saat misi dagang ke Kalsel, ada pengusaha yang melakukan transaksi dengan membeli arang halaban yang nilainya mencapai Rp 20 miliar untuk diekspor ke Eropa. Ada lagi adik kita perempuan, membeli fillet ikan dori dan beragam produk kelautan dengan nilai miliaran rupiah juga. Ini anak muda jaman sekarang. Kalau jaman saya, ke luar pulau atau provinsi lain ya untuk urusan proyek. Ini yang membedakan, apalagi saat ini era digitalisasj," terangnya.
Untuk itu Adik berpesan kepada seluruh pengusaha yang tergabung dalam HIPMI Jatim untuk terus berinovasi dan tanggap terhadap kondisi ekonomi nasional dan global agar bisa terus berkembang.
Selain inovatif, kejelian melihat pasar juga menjadi salah satu kunci utama kesuksesan dalam berbisnis dan berusaha.
Sementara itu, Mantan Ketua Umum HIPMI Jatim periode 2006-2009 Bagus Haryo Suseno mengaku sejak awal ia tidak suka berbisnis mengandalkan alokasi dana APBD dan PBN, walaupun saat itu ia sangat dekat dengan pemerintah provinsi Jatim.
"Saya lebih senang berinvestasi, mulai dari investasi skala kecil hingga besar, seperti di energi," kata Bagus.
Baginya, berusaha secara mandiri atau dengan pihak swasta jauh lebih besar tantangan dan tingkat keberhasilannya dibanding usaha yang hanya mengandalkan alokasi dana APBN dan APBD.
Ia juga menegaskan bahwa selain dicetak menjadi pengusaha yang handal juga dicetak mampu menjadi pemimpin yang berani dan berjiwa besar.
"Jangan pernah takut salah, coba dulu, usaha dulu. Apalagi HIPMI dibangun dengan rasa persaudaraan sangat kuat, dimana senior pasti membantu yunior. Manfaatkan kesempatan dengan baik, terus mencoba membuka lapangan kerja dan jangan takut tidak memiliki modal, ajak teman dan senior jadikan satu bisnis mandiri dan membuka lapangan kerja," ungkap Bagus.
Sementara Ketua Umum HIPMI Jatim Rois Sunandar Maming mengajak seluruh anggota dan pengurus HIPMI daerah dan cabang untuk terus berusaha dan bekerja cerdas. Karena dengan bekerja cerdas, pebisnis akan lebih mudah mencapai tujuan.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak yang juga hadir menegaskan bahwa pengetahuan global dan nasional menjadi kunci sukses pebisnis dalam mengembangkan bisnisnya.
Emil kemudian bercerita bahwa selama perang Ukraina telah mengakibatkan perubahan dalam struktur impor Jatim.
"Kalau biasanya pengusaha ini impor gandum dari Ukraina, ternyata data yang ada menunjukkan bahwa selama satu tahun ini, impor gandum telah dialihkan ke Australia. Dan kemungkinan karena pengusaha sudah memprediksi arah kebijakan politik global, khususnya terkait perang Ukraina dan Rusia," pungkas Emil.
Agar kesadaran anggota HIPMI untuk meniti karier dan beribadah semakin tinggi, maka pada kesempatan tersebut juga dihadirkan dai kondang Das'ad Latif.
Ada lima pesan kehati-hatian yang disampaikan kepada anggota HIPMI Jatim, yaitu hati-hati dalam memilih jodoh, hati-hati dalam milih teman, hati-hati dalam memilih rumah, hati-hati dalam memilih guru dan hati-hati dalam mengelola usaha.
"Menjadi pengusaha muda adalah sesuatu yang hebat dan menggairahkan serta nyaman tetapi hati-hati. Karena ketika anda salah menyikapi, maka hidup maka anda akan menuju kebangkrutan dunia dan akhirat," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait