Kisah Dua Dokter Muda Cantik Unusa Lulus UKMPPD ’First Taker’, Sempat Putus Asa Gagal Masuk PTN

Ali Masduki
Ferren Oktavena Faisal dan Mutiara Aswar Eka Putri. (Foto: Ali Masduki)

SURABAYA, iNews.id - Untuk ketiga kalinya Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengambil sumpah 22 dokter muda. Pengambilan sumpah ini dilakukan di Unusa Tower, Kampus B, Jl. Jemursari, Surabaya, Sabtu (23/4) siang.

Dari jumlah lulusan tersebut, ada dua dokter muda cantik yang memiliki kisah tersendiri. Mereka yakni Ferren Oktavena Faisal dan Mutiara Aswar Eka Putri

Sempat merasa putus asa karena sempat gagal masuk perguruan tinggi negeri, tidak membuat Ferren Oktavena Faisal, asal Gorontalo berputus asa. Ia bersama rekan satu fakultasnya yang sama-sama dari daerah malah lulus untuk kesempatan pertama ikut (first taker) saat mengikuti UKMPPD. 

UKMPPD adalah Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter, ujian terkahir bagi calon dokter untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter. 

Tentu ini merupakan perestasi, karena banyak peserta yang dinyatakan tidak lulus untuk mengikuti ujian pertama kali dan harus mengulang. 

Ferren Oktavena Faisal, asal Gorontalo, memilih masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) setelah gagal mengikuti SBMPTN. 

Berbeda dengan rekannya, Mutiara Aswar Eka Putri, asal Marauke, yang sempat dinyatakan diterima di fakultas berbeda lalu memilih ke luar mengikuti keinginan dan cita-citanya sejak kecil, menjadi dokter.

Kini dua gadis asal daerah Gorontalo dan Marauke yang telah menyelesaikan pendidikan program profesi dokter, telah diambil sumpahnya bersama 20 rekan satu angkatannya di Unusa, Sabtu (23/4) siang. 

“Kami bangga meski berasal dari daerah mereka lulus first taker saat mengikuti UKMPPD. Tentu ini prestasi bukan hanya bagi mereka berdua tapi juga bagi kami di Unusa. Sebab banyak peserta dari perguruan tinggi lain yang dinyatakan harus ikut beberapa kali,” kata Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie., M.Eng.

Mutiara demikian Mutiara Aswar Eka Putri, asal Marauke biasa dipanggil, mengaku menjalani perkuliahan jauh dari keluarga sangat sulit, rasa rindu dengan keluarga terus menyelimuti setiap saat. 

Tapi dengan tekat yang kuat untuk menjadi dokter, rasa rindu pun bisa ia tangguhkan untuk giat menyelesaikan kuliah. 

"Yang saya ingat saat itu bagaimana untuk segera menyelesaikan kuliah dan kembali berkumpul bersama keluarga di Merauke," kata Mutiara 

Dikatakannya, meski ia sempat lolos SBMPTN dan sekaligus lolos tes Fakultas Kedokteran Unusa, namun Mutiara memutuskan memilih melanjutkan studinya di Unusa. 

"Saya saat itu sempat salat istiqoroh dan hasilnya saya mantap untuk mengambil studi di FK Unusa," kata gadis kelahiran Marauke, 29  September 1997 ini.

Memiliki keinginan untuk membantu sesama terlebih dalam bidang kesehatan, anak pertama pasangan dari ayah Slamet Haryono dan ibu Swarni Ningsih, berhasil merampungkan pendidikan profesi dokter melalui UKMPPD dengan first taker. 

“Saya berencana akan kembali ke kampung halaman untuk menjalani program internship dan mengabdikan diri di sana. Pastinya di daerah masih banyak membutuhkan tenaga dokter dan saya terpanggil untuk itu,” ujarnya.

Lain lagi kisah Ferren, gadis kelahiran Kotamobagu, Gorontalo, 23 Oktober 1998 ini sempat gagal di SBMPTN dirinya yang berasal dari keluarga dokter memilih FK Unusa atas saran dari kerabat sang ayah. 

“Alhamdulillah pilihan saya ke FK Unusa tidak sia-sia berhasil lulus UKMPPD tanpa mengulang dan saya memilih untuk menjalani internship di Gorontalo. Saya akan kembali ke kota asal saya di Gorontalo untuk mengabdi di sana," kata dia.

Bersama sang ayah yang juga dokter umum di Gorontalo, Ferren mengaku sejak kecil cita-citanya memang ingin menjadi dokter. Ingin membantu orang melalui kesehatan menjadi salah satu alasan tersendiri bagi dirinya. 

"Jika masyarakatnya sehat bangsa ini bisa akan dapat membangun negeri ini menjadi lebih baik," ucapnya.

Farren tidak menyesal sama sekali memilih FK Unusa, karena katanya, pembelajaran di Unusa tidak kalah dengan universitas negeri. 

“Memiliki tiga rumah sakit sendiri membuat pembelajaran lebih up to date. Apalagi sejak masuk kami sudah diberi tablet berisi pembelajaran. Jadi saat di lapangan kami tidak kalah dengan mahasiswa dari perguruan tinggi negeri," ujar anak pertama dari pasangan ayah dr Faisal Muhammad ayah dan ibu Anita Flora Lolombulan.

Ke depan Mutiara dan Ferren bercita-cita melanjutkan studi lanjut untuk mengambil spesialis. Mutiara berencana mengambil spesialis kulit sedangkan Ferren mengambil spesialis anak.
 

Editor : Ali Masduki

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network