Erwin mengatakan, kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta, dengan dugaan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia. "Dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022," jelasnya.
Berdasarkan data data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) Dinkes Jatim, tercatat total 114 kasus suspect jaundice (kuning) yang masih membutuhkan pemeriksaan apakah itu hepatitis atau bukan atau akut yang ditemukan dari 18 Kabupaten/Kota di Jatim.
"Jadi hingga saat ini masih belum ditemukan pasien positif hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya di Jawa Timur," jelas Erwin.
Erwin menambahkan, hasil data SKDR tersebut merupakan kasus suspect hepatitis akut yang dilaporkan dengan usia secara umum atau tidak spesifik ≤ 16 tahun.
Diketahui kasus Hepatitis Akut pada anak bertambah sejak 21 April 2022 yang tercatat 169 kasus yang ditemukan di 12 negara, yakni
Inggris 114 orang, Spanyol 13 orang, Israel 12 orang, Amerika Serikat 9 orang, Denmark 6 orang, Irlandia < 5 orang.
Kemudian, Belanda 4 orang, Italia 4 orang, Norwegia 2 orang, Perancis 2 orang, Romania 1 orang dan Belgia 1 orang dengan kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Lalu, 17 anak atau sekitar 10 persen diantaranya memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait