Angka Kejahatan Siber Diprediksi Terus Meningkat

Ali Masduki
ICAEW paparkan pentingnya mitigasi resiko bagi dunia usaha. (Foto: ICAEW)

ICAEW Regional Director, China and South-East Asia, Elaine Hong, mengatakan pandemi telah mempercepat transformasi bisnis pada level yang belum pernah ada sebelumnya. Untuk itu para pelaku bisnis perlu menyadari risiko etis yang ditimbulkan oleh perubahan yang cepat ini. 

"Kami percaya diskusi kami dalam Integrity and Compliance Task Force sangatlah kritikal untuk mengatasi tantangan ini,” katanya, Selasa (10/5).

Meningkatnya kebutuhan akan keamanan siber menyoroti pentingnya peran akuntan dalam beberapa tahun terakhir. Dengan memitigasi risiko siber, akuntan memainkan peranannya dalam membantu organisasi mendeteksi dan mengevaluasi risiko siber serta meninjau keamanan dan kepatuhan siber perusahaan untuk mencegah potensi ancaman dan serangan dunia maya terhadap organisasi. 

Sebagai organisasi profesi akuntan, ICAEW bekerja untuk mendukung kantor jasa akuntan yang ingin meningkatkan keamanan siber dan membantu klien meningkatkan keamanan siber mereka.

ICAEW Managing Director International, Mark Billington menegaskan bahwa ICAEW selalu menjadi advokat dan pemimpin dalam praktik bisnis yang etis. 

"Kami senang bisa berpartisipasi sebagai anggota B20 Integrity and Compliance Task Force dan saya yakin bahwa diskusi kami dengan para pemimpin industri akan menghasilkan rekomendasi yang positif dan dapat ditindaklanjuti untuk pertemuan G20,” tegasnya.

Ancaman kejahatan siber telah merugikan perusahaan yang terkena dampak di tengah percepatan transformasi digital yang dilakukan selama pandemi. 

Menurut survei Deloitte, 69% pemimpin global dalam penelitian tersebut mengatakan akan ada peningkatan serangan siber yang signifikan di perusahaan mereka pada tahun 2021. Sementara itu, 72% responden survei juga mengatakan bahwa organisasi mereka telah mengalami setidaknya 1 dari 10 insiden pelanggaran serangan siber sepanjang tahun 2020. 

Ancaman siber juga berdampak pada perusahaan dalam banyak hal, mulai dari hilangnya pendapatan, denda peraturan, hilangnya reputasi, gangguan operasional, hingga kehilangan pelanggan. 

Dalam kasus pelanggaran data, sebuah laporan oleh IBM tentang biaya pelanggaran data 2021 mengungkapkan bahwa biaya pelanggaran data naik dari USD 3,86 juta menjadi 4,24 juta, biaya rata-rata tertinggi dalam 17 tahun terakhir.

Oleh karena itu, dalam forum B20, Integrity and Compliance Task Force akan mencari solusi untuk mengatasi ancaman siber. Ada total 104 institusi dari 28 negara dan 18 industri dalam gugus tugas tersebut. 

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network