Sumber Air Umbulan Bromo Turun Hingga 3.500 Liter/Detik, Ini Faktanya

Arif Ardliyanto
Sekitar 3.500 penurunan debit air umbulan yang selama ini dipergunakan untuk minum.

SURABAYA, iNews.id – Jawa Timur terancam kekurangan air bersih untuk kebutuhan minum. Diketahui ada sekitar 3.500 penurunan debit air umbulan yang selama ini dipergunakan untuk minum.

Fakta ini terbongkar setelah Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengadakan diskusi ‘Penghijauan Kaldera dan Kawasan Gunung Bromo’, di kampus. Diskusi ini dipimpin langsung Pembina Yayasan 17 Agustus 1945 (YPTA), Bambang DH dan didampingi Pengurus YPTA, J Subekti. Mereka mengajak seluruh sektor baik pemerintahan, swasta, maupun perguruan tinggi untuk bersinergi dalam rangka mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting a more sustainable recovery) khususnya di kaldera dan kawasan Gunung Bromo.

Diskusi lingkungan ini juga mendatangkan Stafsus Gubernur Jawa Timur, Trisnadi, Manager Perencanaan PDAM Surabaya, Palupi Wikandari, Kasi Unit Umbulan PDAB Jatim, Ibrahim Sahara, Agus S., Kasi LH PDAB Jatim, dan Perwakilan Taruna Merah Putih. Pertemuan ini membahas mengenai sejarah kaldera serta lautan pasir Bromo yang memiliki luas 5,920 hektar.

Dalam diskusi ditemukan kalau letusan dari dua gunung yang saling berhimpitan menjadikan materi vulkanik yang terlempar dan menumpuk memiliki sumber mineral alami yang baik bagi tubuh maupun ekosistem. Hal ini terbukti dari kualitas sumber air umbulan yang berasal dari Kawasan Bromo-Tengger-Semeru yang dikenal sebagai mata air dari surga.

“Air yang berasal dari mata air umbulan ini memiliki kualitas nomor satu, karena tingkat kekeruhannya tidak ada atau sangat jernih dan dikenal sebagai mata air dari surga. Konon katanya air umbulan ini tidak berasal dari sekitar umbulan melainkan berasal dari lautan pasir Bromo,” ujar Palupi.

Sementara Bambang DH menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir timbul permasalahan dimana terjadi penurunan debit air umbulan karena rusaknya lingkungan dan hutan yang menjadi catchman area (daerah tangkapan).

“Pada tahun 2017 Debit air umbulan mengalami penurunan dari 6.000 liter per detik menjadi 3.500 liter per detik karena rusaknya daerah tangkapan,” papar mantan Wali Kota Surabaya ini.

Ahli Mangrove asal Jawa Timur, Laksono Wibowo menuturkan, pihaknya membawa misi untuk menghijaukan kembali kaldera dan kawasan Bromo. Keinginan tersebut langsung disambut baik Kasi Unit Umbulan PDAB Jatim dan Manager Perencanaan PDAM Surabaya. Selaku stakeholder yang terkait, mereka setuju guna menyelesaikan isu lingkungan khususnya penurunan debit air umbulan melalui reboisasi.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melalui stafsusnya, Trisnadi memberikan apresiasi luar biasa dan siap mendukung upaya penghijauan kaldera dan kawasan Gunung Bromo ini. “Alhamdulillah Bu Gubernur menanggapi serius berkaitan dengan diskusi pada hari ini dan telah berkoordinasi dengan kapolda dan pangdam untuk persiapan penghijauan,” ujar Trisnadi.

Trisnadi juga berharap dengan adanya diskusi ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat khususnya generasi muda. “Generasi muda diharapkan ikut berperan aktif mejawab isu-isu lingkungan serta meningkatkan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintahan maupun swasta dalam realisasi pelestarian lingkungan melalui penghijauan kaldera dan kawasan bromo ini,” paparnya.

Editor : Arif Ardliyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network