SURABAYA, iNews.id - Di tengah perekonomian dunia yang sedang dalam proses pemulihan, PT Sekar Laut Tbk dapat melewati tahun 2021 dengan pencapaian yang cukup memuaskan.
Namun pada kondisi tersebut, perusahaan tetap berusaha untuk mempertahankan produksi dan distribusi produknya. Tentunya dengan memperhatikan regulasi terkait pencegahan penyebaran COVID-19 yang ditetapkan oleh Pemerintah.
"Perseroan membukukan nilai penjualan sebesar Rp 1,36T naik sekitar 8%, dan Laba Bersih sebesar Rp 85M yang naik hampir 99% dari tahun 2020," kata Direktur PT Sekar Laut Tbk John C. Gozal, usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan di Surabaya, Rabu (18/5/2022).
Ia menjelaskan, peningkatan penjualan dan peningkatan laba bersih yang telah dicapai tidak lepas dari peran manajemen di dalam menjalankan strategi usaha dengan tetap fokus pada pangsa pasar yang dimiliki.
"Salah satu strategi kami adalah mengikuti pola konsumsi masyarakat di tengah kondisi pandemi yaitu melakukan penjualan secara online. Sehingga produk kami tetap dapat dicari dan dikonsumsi secara mudah oleh konsumen di seluruh Indonesia," terangnya.
John memastikan, bahwa ketersediaan produk tetap dikelola dengan baik, sehingga ketersediaan dan penyebaran produk di masyarakat dapat tetap terjaga.
"Keberhasilan yang dicapai juga tidak terlepas dari penerimaan masyarakat terhadap kualitas produk perseroan yang terus kami tingkatkan dan pertahankan," tegasnya.
Disisi lain, lanjut John, perseroan juga menghadapi kendala terbesar tahun ini. Yakni penurunan kondisi ekonomi secara global dan kondisi perekonomian dalam negeri yang dipengaruhi oleh kondisi pandemi dengan munculnya varian COVID-19 Delta.
Sehingga membuat pemerintah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dalam kurun waktu yang cukup panjang.
"Namun hal ini tidak menghentikan manajemen dalam pemasaran produk secara konsisten dan berkesinambungan, sehingga kinerja positif dapat dipertahankan," kata dia.
Akibat kondisi PSBB, banyak hotel dan restoran di kota mengalami penurunan pendapatan secara drastis. Konsumsi masyarakat beralih ke konsumsi rumah tangga yang meningkat dengan penjualan lewat pasar daring.
"Selain itu, kami tetap mempertahankan pemerataan distribusi produk ke pasar lokal yang mudah dijangkau, agar penjualan produk perseroan dapat dipertahankan. Dan meskipun terdapat penurunan kondisi ekonomi secara global, kami tetap dapat mengelola dan mempertahankan pangsa pasar ekspor yang kami miliki," bebernya.
Sementara itu Corporate Secretary PT Sekar Laut Tbk, Jimmy Herlambang menjelaskan, sepanjang 2021, perusahaan mengalami kenaikan aset lancar sebesar 14%.
Komponen aset lancar perusahaan paling besar ada pada piutang usaha senilai Rp 160 miliar dan persediaan sebesar Rp 135 miliar.
"Perusahaan membukukan peningkatan aset tidak lancar sebesar 16% dibandingkan tahun 2020. Secara keseluruhan, total aset perusahaan naik sebesar 15% dari tahun 2020 ke tahun 2021," jelasnya.
Kewajiban lancar perusahaan turun sebesar 2% di tahun 2021. Kontribusi kewajiban lancar paling besar berasal dari pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 100 miliar.
Total kewajiban perusahaan turun menjadi Rp 347 miliar di tahun 2021 dari Rp367 miliar di tahun 2020. Penurunan total kewajiban sebesar 5%.
"Di tahun 2021, kami berhasil menurunkan tingkat utang secara keseluruhan, sehingga keuangan perusahaan lebih likuid dan sehat," katanya.
Selama tahun 2021, kata Jimmy, ekuitas perseroan meningkat sebesar 33%. Kontribusi peningkatkan ekuitas terbesar diperoleh dari laba perusahaan di tahun 2021.
"Kenaikan ekuitas ini menunjukkan kemampuan kami untuk mengelola sumber modal menjadi laba bersih, serta pendanaan non- utang yang akan berdampak pada kesehatan struktur modal kami," tuturya.
Sebagai perusahaan manufaktur di bidang industri makanan, Sekar Laut melihat peluang dibalik kondisi pandemi yang tengah melanda dunia. Yakni makanan adalah salah satu elemen yang tetap dibutuhkan dan dicari oleh masyarakat.
Makanan yang higienis dan berkualitas tentunya akan unggul, mengingat pada kondisi pandemi seperti ini kebersihan dan gizi merupakan hal yang penting.
Melihat hal tersebut, perseroan akan berusaha untuk terus mempertahankan kualitas produknya yang telah dikenal lama sebagai produk dengan standar mutu internasional.
"Pasar produk makanan akan makin besar seiring dengan pertumbuhan kebutuhan masyarakat. Untuk tahun mendatang, manajemen memproyeksikan pertumbuhan penjualan sebesar 10%," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait