Setelah balok kayu dipasang dan dipaku di beberapa sisi dalam ban bekas, ia memasukkan karet ban dibagian tengah lubang ban bekas tersebut.
“Jika semua komponen didalam tersebut terisi, tingga diberi spons dibagian atas dan juga melingkar keseluruhan agar empuk,” lanjut Abdullah.
Tidak lupa, ia juga menutup bagian bawah sofa inovasinya ini dengan kayu dan juga tiang penyangga. “Finishingnya saya tutup keseluruhan dengan kain,” ungkap mahasiswa yang aktif di Ormawa KOPMA ini.
Dalam membuat karya inovasi yang ia jadikan topik bahasan di Tugas Akhirnya ini, Abdullah membutuhkan waktu selama empat hari dan menghabiskan biaya kurang lebih sebanyak Rp 250.000.
“Kesulitannya hanya saat proses menjahit kain penutup sofa itu karena harus kan full melingkar dan harus menyesuaikan dengan motif kain yang saya pilih,” terangnya.
Namun ia sangat senang dengan karya inovasinya ini karena menjadi langkah kecil yang dapat membantu mengurangi limbah-limbah di lingkungan.
Sejalan dengan hal tersebut, Darwin Yuwono Riyanto selaku Dosen Pembimbing mengatakan bahwa karya yang dibuat oleh Abdullah ini bagian dari sustainable design.
“Dengan sentuhan sustainable design, ban bekas yang tadinya dianggap sampah akan memiliki nilai jual sekaligus mengurangi limbah ban bekas,” tutur dosen pengampu mata kuliah sustainable design ini.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait