PROBOLINGGO, iNews.id - Yadnya Kasada, sebuah upacara adat masyarakat suku Tengger dan sudah berlangsung sejak abad ke-14 hingga kini masih terjaga. Momen sakral bagi warga suku Tengger ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
Setiap Kasada, ribuan orang datang untuk menjadi saksi bagaimana kearifan lokal masih dilakukan secara turun menurun.
Prosesi Yadnya Kasada pun cukup panjang. Salah satunya yaitu ada pelantikan calon dukun.
Ujian calon dukun pandita atau Mulunen, pada acara Yadnya Kasada Tahun 1944 Saka, digelar pada Kamis 16 Juni 2022 dini hari.
Mulunen atau Wisuda Samkara adalah prosesi upacara ujian sekaligus pengukuhan dukun baru. Selaku penguji dipimpin langsung oleh Ketua Paruma Dukun Tengger. Prosesi Mulunen dilakukan pada puncak ritual Yadnya Kasada.
Dalam rangkaian Upacara Yadnya Kasada, sejumlah tahapan ritual tetap dilakukan. Seperti pembacaan sejarah Kasada, Puja Stuti Dukun Pandhita Mulunen dan Mekakat atau upacara penutup.
Dalam prosesi Mulunen para calon dukun pandita tersebut setidaknya harus hapal 50 persen mantra yang umum dipakai agar bisa lulus sebagai dukun pandita.
Usai prosesi, warga suku Tengger bersama-sama mendaki ke kawah Gunung Bromo. Mereka melarung sesaji hasil bumi kedalam kawah.
Prosesi melarung sesaji oleh warga Tengger di bibir kawah ini menjadi prosesi puncak ritual Yadnya Kasada setelah sehari sebelumnya diadakan doa-doa di dalam ritual pawedalan pura, melasti dan prosesi pengambilan air suci.
Ritual kuno yang sudah dilakukan sejak beradab-abad lampau ini juga menjadi simbol rasa syukur sekaligus penggenapan janji masyarakat Tengger kepada sang Hyang Widhi dan nenek moyang mereka, yakni legenda pasangan suami istri, Roro Anteng dan Joko Seger.
Keduanya rela mengorbankan anaknya, yakni Raden Kusuma untuk dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo.
(Foto-foto: Kopda Mar Moch. Ainul Yakin)
Editor : Ali Masduki