SURABAYA, iNews.id - Cedera otot, atau yang lebih dikenal dengan istilah kram merupakan kondisi yang ditandai dengan tertariknya otot dan tendon otot secara berlebihan.
Terapis dari Rumah Terapi Humanity Therapy Care (HTC) Surabaya, Ikhwan Bakhri Fauzi mengungkapkan, banyak faktor yang memicu cedera otot.
BACA JUGA:
Rumah Terapi Humanity Therapy Care Hadir di Kota Surabaya, Ada Layanan Home Care Hingga Post Stroke
Pada umumnya, cedera otot memang dipicu oleh aktivitas fisik berat yang dilakukan, atau aktivitas sederhana yang dilakukan secara berulang.
Namun tanpa disadari, ternyata dompet juga menjadi salah satu pemicu cedara otot.
"Duduk pakai dompet juga bisa mempengaruhi faktor cidera. Tapi tergantung ketebalan dompet dan dimana orang itu duduk. Jika menyimpan dompet tebal di saku belang dan duduknya di kursi keras, itu bisa mempengaruhi faktor cidera," tuturnya.
Cedera dapat memengaruhi seluruh otot di bagian tubuh. Hanya saja, cedera paling sering terjadi pada bahu, punggung bagian bawah, leher, dan hamstring.
Ikhwan menuturkan, saat ini cidera otot menjadi salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat.
Terbukti, pasien yang datang ke Rumah Terapi Humanity Therapy Care (HTC) Surabaya rata-rata mengeluhkan cedara otot yang disebabkan aktivitas sederhana seperti terlalu lama duduk dikantor atau salah tidur, sehingga pasien tidak bisa leluasa bergerak.
"Pasien yang kesisini banyak dari Polisi dan masyarakat umum. Rata-rata mereka yang datang mengeluhkan nyeri panggul, lutut, bahu dan leher," ujarnya.
Meski pasien mengalami cidera otot yang disebabkan aktifitas sederhana, Ikhwan memastikan bahwa para terapis di HTC tidak asal memberikan treatment.
"Kondisinya kita cek dulu. Kalau pasien memiliki riwayat penyakit maka kita lebih hati-hati," terangnya.
Treatmen di HTC Surabaya, lanjutnya, bisa cepat dan bisa saja lama, tergantung cederanya. Jika cedera lama dan sudah lengket di persendian maka semakin lama penanganannya.
"Treatment untuk satu cedera dilakukan 20-30 menit. Kalau seluruh tubuh bisa berjam-jam," katanya.
Magister Keolahragaan UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) ini menyarankan agar masyarakat hati-hati dalam memilih terapis. Pasalnya, jika salah penanganan akan berakibat fatal.
Seorang terapis, kata dia, dibutuhkan pendidikan dan pelatihan khusus supaya benar-benar menguasai anatomi dan otot tubuh.
"Jika salah sedikit saja akibatnya bisa fatal. Seperti halnya, bisa mengakibatkan pecah pembuluh darah jika salah penanganan," tegasnya.
Pria yang sudah 7 tahun menekuni Sport therapy ini juga menghimbau agar masyarakat tidak meremehkan terapi. Kata dia, mencegah lebih baik daripada mengobati. "Idelanya 1 bulan sekali terpau, tergantung akivitasnya," ucapnya.
Selain itu, untuk mencegah cidera otot, masyarakat disarankan agar rutin-rutin melakukan pemanasan dan peragangan. Terutama bagi mereka yang lama duduk bekerja didalam kantor.
"Tubuh ada alarmnya sendiri. Saat itulah kita bisa jalan-jalan dan melakukan peregangan," tukasnya.
Sementara itu Owner Rumah Terapi HTC Surabaya, Huda, menambahkan bahwa Rumah terapi Humanity Therapy Care (HTC) digawangi oleh belasan terapis-terapis muda.
Para terapis bahkan siap mendatangi ke rumah-rumah pasien yang tidak memungkinkan datang ke Tempat (Rumah Terapi).
"Humanity Therapy Care (HTC) mempunyai beberapa pelayanan kesehatan. Diantaranya Terapi Masase, Home Care, Post Stroke dan Rawat Luka (Diabetes). Selain itu juga ada layanan Exercise therapy (terapi latihan)," pungkasnya.
Jam Operasional Humanity Therapy Care cukup fleksibel. Namun Rumah Terapi ini dipastikan beroperasi dan siap melayani mulai Senin-Minggu.
Pada hari Senin-Sabtu buka mulai 09.00 WIB - 17.00 WIB. Sedangkan hari Minggu buka mulai pukul 09.00 WIB - 15.00 WIB.
Editor : Ali Masduki